Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah bersama organisasi nirlaba global The Alliance to End Plastic Waste meluncurkan Program Bersih Indonesia dalam upaya untuk mengeliminasi sampah plastik yang akan dimulai dari wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam arahan secara virtual yang dikutip dari Kabupaten Malang, Rabu mengatakan, untuk menyelesaikan permasalahan sampah harus dilakukan langkah inovasi dan kolaborasi berbagai pihak.

"Untuk menyelesaikan permasalahan sampah harus dengan inovasi dan dilakukan dengan kolaborasi berbagai pihak," kata Luhut.

Luhut menjelaskan, paradigma pengelolaan sampah yang ada saat ini juga harus diubah dari proses linier menjadi prinsip ekonomi sirkular, yang bisa dilakukan dengan menerapkan pengolahan sampah secara terintegrasi.

Baca juga: Indonesia terus akselerasi peningkatan akses air dan sanitasi

Menurut dia, keberadaan sampah harus dipandang sebagai sumber daya dan tidak lagi sebagai residu yang langsung dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Pemanfaatan sampah bisa mendorong aktivitas ekonomi dan membuka mata pencarian baru bagi masyarakat.

"Program Bersih Indonesia bisa menggabungkan model pengelolaan sampah dengan prinsip ekonomi sirkular, sehingga bisa meningkatkan nilai ekonomi sampah plastik," katanya.

Di wilayah Kabupaten Malang, produksi sampah per hari mencapai 1.300 ton per hari dan 474 ribu ton timbulan sampah per tahun yang dihasilkan dari kurang lebih 2,6 juta penduduk. Sebanyak 15,19 persen merupakan sampah plastik.

Baca juga: Perusahaan dunia bangun proyek energi bersih di Kepri

"Dengan data itu, banyak sekali sampah plastik yang bisa dijadikan bahan baku untuk daur ulang. Ini memang harus dilakukan karena akan menciptakan banyak lapangan kerja," ujarnya.

Program Bersih Indonesia yang dimulai dari Kabupaten Malang tersebut, bertujuan untuk memberikan pelayanan persampahan terintegrasi untuk lebih dari 2,6 juta penduduk yang ada di wilayah tersebut pada saat beroperasi secara penuh pada 2025.

Tim Bersih Indonesia akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk membangun layanan pengumpulan sampah di tingkat rumah tangga, serta fasilitas pemilahan, pemrosesan dan daur ulang untuk penduduk.

Pemerintah telah mengalokasikan lahan untuk membangun lima Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan empat Stasiun Peralihan Antara (SPA) yang akan mulai dibangun pada 2022. Dengan sistem baru tersebut diperlukan keterlibatan masyarakat untuk memperkuat literasi.

Dalam kesempatan itu, Presiden dan CEO The Alliance Jacob Duer menambahkan, organisasi nirlaba yang berpusat di Singapura tersebut memiliki semangat untuk bekerja sama dengan mitra dan mengembangkan solusi untuk memajukan ekonomi sirkular limbah plastik.

"Fokus kami mengumpulkan, memilah, memproses, mendaur ulang limbah plastik, melalui implementasi proyek dan investasi sistem, untuk meningkatkan sistem pengelolaan sampah," ujarnya.

Ia menambahkan, pada saat program tersebut sudah beroperasi sepenuhnya, sistem tersebut memiliki target untuk mengalihkan lebih dari 50 ribu ton sampah plastik setiap tahun, dengan tingkat daur ulang lebih dari 60 persen.

Hingga saat ini, The Alliance telah melakukan lebih dari 35 proyek di 29 negara untuk menangani sampah plastik tersebut.

Sejak 2019, The Alliance telah mengumpulkan jaringan global yang terdiri dari lebih dari 90 pemimpin industri di seluruh rantai nilai plastik dan seluruh pemangku kepentingan untuk memajukan ekonomi sirkular sampah plastik.

 

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022