Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengajak masyarakat untuk mewujudkan dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat agar setiap keluarga yang terbentuk di Indonesia menjadi sejahtera.

“Keterkaitan sampah dengan lingkungan sehat keluarga sejahtera yaitu karena ternyata faktor terpenting yang bisa mempengaruhi kesehatan anak dan ibu adalah faktor sensitif yang disebut sebagai faktor lingkungan. Itulah mengapa lingkungan jadi faktor penting bagi kesehatan khususnya untuk kualitas SDM yaitu stunting,” kata Hasto Wardoyo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Hasto menuturkan terdapat tiga penyebab terjadinya kekerdilan pada anak (stunting), yakni anak tinggal di lingkungan yang tidak sehat, anak kurang mendapatkan makanan cukup terutama protein hewani seperti telur atau ikan dan terjadinya stres pada anak akibat pola asuh yang tidak optimal.

Baca juga: BKKBN-DPR RI pantau langsung kondisi stunting di Blora

"Untuk mendampingi Program Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera, BKKBN telah mengerahkan sebanyak 229 tim keluarga dengan total sebanyak 667 orang anggota yang terdiri dari bidan, kader PKK dan kader KB di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta," katanya.

BKKBN juga telah memberikan Rp4,1 miliar kepada Dinas KB Kabupaten Kulon Progo sebagai dukungan non-fisik untuk operasional menurunkan stunting pada tahun 2022 dan penyediaan Aplikasi Elsimil (elektronik siap nikah, siap hamil).

Pada Selasa (17/5) lalu, Hasto mengatakan pihaknya juga menggelar workshop dengan tema “Manajemen Pengelolaan Limbah Domestik Anorganik Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera”, yang dilaksanakan di Aula Adikarto Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.

Menurut dia, workshop itu dapat meningkatkan peran Indonesia di forum internasional, melalui best practices dan lesson learned pengelolaan CoE Kampung KB di Kabupaten Kulon Progo dengan menyosialisasikan program Bangga Kencana ke mitra atau pemangku kepentingan internasional, integrasi program global berwawasan lingkungan (lingkungan sehat keluarga sehat sejahtera) dan meningkatkan kapasitas dan keterampilan sumber daya manusia di lokus CoE Kampung KB di Kabupaten Kulon Progo.

Baca juga: BKKBN: TPK miliki peran atasi keterpurukan faskes akibat pandemi

"Peserta workshop berasal dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulon Progo yang terdiri dari Ketua Kelompok UPPKA, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), Ketua Bank Sampah dan Kader Rumah Data/Pojok Kependudukan di Kampung KB, dengan pemberian wawasan manajemen pengelolaan keuangan baik di tingkat keluarga maupun di tingkat kelompok usaha," katanya.

Kemudian pada tahun 2020, BKKBN bekerja sama dengan Pemerintah Seychelles dengan membentuk Pilot Project Lingkungan Sehat, Keluarga Sejahtera, yang bertujuan menciptakan keluarga yang sehat, bersih dan sadar akan kebersihan lingkungan.

“Ini merupakan beberapa upaya kami dalam menurunkan angka stunting demi terciptanya lingkungan yang bersih, keluarga yang sehat dan dapat memberikan pengaruh terhadap program penurunan angka stunting yang saat ini menjadi prioritas Pemerintah Republik Indonesia,” ujar Hasto.

Bupati Kabupaten Kulon Progo Drs. H. Sutedjo berharap masyarakat di daerahnya mau berperan aktif dalam program Lingkungan Sehat Keluarga Sejahtera (LSKS), yang nantinya akan berpengaruh positif terhadap upaya mewujudkan keluarga yang sehat dan bebas stunting.

Baca juga: BKKBN minta TPK bantu keluarga tingkatkan kualitas sperma terbaik

"Diharapkan program ini menjadi motivasi untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga seperti fungsi penggunaan lingkungan, khususnya lingkungan fisik, baik dalam rumah maupun sekitar rumah dalam bentuk menjaga kebersihan, kerapian serta pemanfaatan pekarangan rumah sehingga menjadi lingkungan yang sehat indah dan produktif,” kata Sutedjo.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022