Hoai Duc, Vietnam (ANTARA) - Pasangan judo Indonesia Endro dan Kevin Sanadi Aprilion gagal menyumbangkan medali SEA Games 2021 pada nomor Men’s Kodokan Goshin Jutsu atau seni berpasangan putra di Stadion Hoai Duc, Hoai Duc, Vietnam, Rabu.

Kegagalan dua atlet andalan Indonesia ini terbilang mengejutkan karena jika dilihat dari rekaman tayangan langsung di kanal YouTube keduanya tidak membuat kesalahan.

Gerakan yang diperagakan nyaris sempurna, bahkan sejumlah komentar dari guru besar judo dari Jepang menyebutkan keduanya layak memperoleh emas pada ajang bergengsi negara-negara Asia Tenggara itu.

Tapi mengejutkan, pasangan ini hanya mengemas 479 poin atau peringkat dua terbawah dari total lima peserta di group A.

Angka yang raih Endro/Kevin berselisih jauh dengan wakil tuan rumah Tran Quoc Cuong/Phan Minh Hanh yang mengumpulkan 534,5, yang sekaligus menjadi pemuncak grup A.

Demikian wakil tuan rumah Vietnam di grup B yakni Nguyen Cuong Thinh/Ha Minh Duc yang juga meraih angka tertinggi 531 poin.

Hasil pertandingan pun menempatkan dua wakil Vietnam ini menjadi peraih medali emas dan perak, dan medali perunggu diraih pasangan Laos, Chansy Viengvilay/Syvanvilay Chindavone yang mengumpulkan 526,5 poin.

Baca juga: TNI AD gelar Kejurnas Judo cetak atlet berprestasi

Pelatih Judo Indonesia asal Jepang Tsened Sengoku mengaku heran atas hasil ini karena dalam kejuaraan internasional judo itu terbilang jarang ada angka melebihi 500 poin, bahkan untuk tingkat kejuaraan dunia pun tidak sampai setinggi itu.

"Saya juga heran kenapa ini bisa terjadi. Tapi karena ini nomor seni, penilaian sangat subyektif. Juri ada lima orang, juri yang memberikan nilai tertinggi dan terendah dibuang, dan sisanya (nilai dari tiga juri) yang dipakai," kata dia.

Padahal, menurutnya, penampilan Endro/Kevin demikian luar biasa dinilai dari kesempurnaan teknik, seperti teknik kunciannya.

Berbeda dengan lawan, terutama pasangan Vietnam yang meraih medali emas karena terdapat satu momen yang mana atletnya kebingungan, seperti blank setelah melakukan gerakan.

"Ini sebenarnya fatal dalam nomor seni judo, dan semua pejudo melihat ada kesalahan itu tapi toh mereka yang juara," kata Guru Besar Judo ini.

Tak kalah kecewa, Endro pun tak dapat menutupi rasa sedihnya karena gagal meraih medali pada SEA Games pertamanya ini.

Atlet berusia 30 tahun yang sudah berlatih sejak awal tahun 2020 dan menjalani pemusatan latihan di Ciloto, Jawa Barat ini merasa usahanya berlatih keras menjadi sia-sia.

Padahal setidaknya ia berlatih hingga 9 jam dalam satu hari di bawah binaan langsung pelatih andal asal Jepang.

Polisi berpangkat Bharaka ini pun sempat merasakan momen tak dapat mendampingi istri saat melahirkan karena masih bergabung di pemusatan latihan.

"Yang jelas, hancur hati saya, tapi saya harus ikhlas dan menyakini bahwa Allah Swt memiliki rencana lain untuk saya dan Kevin," kata Endro yang berdinas di Brimob Kepolisian Daerah Papua ini, sama seperti Kevin.

Sementara itu, Kepala Pelatih Timnas Judo Indonesia Siti Aminah mengatakan Indonesia sangat mengharapkan medali dari nomor seni pasangan Goshin Jutsu ini karena atlet pada nomor ini sudah menyiapkan diri.

"Ya, sedih sekali. Menangis atlet atas keputusan juri ini, tapi kita tak bisa berbuat apa-apa karena di nomor seni tidak diizinkan protes," kata dia.

Walau gagal di hari pertama, Aminah menambahkan, Tim Judo Indonesia masih bisa menaruh harapan pada atlet yang akan diturunkan pada nomor pertarungan, Kamis (19/5) yakni dua atlet putri kelas nomor 57 Kg dan 63 Kg dan dua atlet putra kelas 90 Kg dan 73 Kg.

"Kami berharap banyak dan mohon doanya, karena ditargetkan empat emas," kata dia.

Baca juga: Tim catur rapid putri Indonesia buka peluang emas SEA Games Vietnam

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2022