Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia siap untuk melatih dan mendidik sekitar 50 orang polisi Afghanistan pada awal 2012 sebagai bentuk dukungannya pada negara yang dikoyak perang dalam beberapa tahun lalu itu.

Hal itu disampaikan oleh Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah di Kantor Presiden di Jakarta, Rabu, seusai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima delegasi Senat Republik Islam Afghanistan.

"Kita menyiapkan pada awal tahun depan sekitar ada 50 polisi Afghanistan yang bisa datang dan mengikuti pendidikan dan pelatian di Indonesia," kata Faiza.

Kerjasama di bidang keamanan lain yang dijajaki oleh kedua negara, kata Faiza, adalah kontra-terorisme. "Kebetulan Indonesia memiliki Pusat Kontra-Terorisme di Semarang."

Selain kerjasama keamanan, dalam pertemuan itu menurut Faiza juga dibahas mengenai upaya-upaya untuk meningkatkan kerjasama di bidang demokrasi, keagamaan, pendidikan dan ekonomi.

Menurut Faiza, pihak Afghanisatan menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat menerima lebih banyak mahasiswa Afghanistan yang ingin menuntut ilmu di Indonesia.

"Di bidang pendidikan Presiden Yudhoyono juga menyatakan kesiapan untuk menerima mahasiswa Afghanistan," katanya.

Sementara itu di bidang keagamaan, kata Faiza, ada gagasan agar Indonesia membangun Islamic Center di Afghanistan untuk mendorong dialog antarulama kedua negara.

Faiza mengatakan dengan selesainya penarikan pasukan asing dari Afghanistan pada 2014, Pemerintah Afghanistan berharap Indonesia dapat membantu proses perdamaian.

Presiden menerima kunjungan kehormatan delegasi Senat Afghanistan itu selama sekitar 30 menit.

Delegasi senat Afganistan yang rata-rata mengenakan busana khas negerinya itu terdiri dari Fazel Haddi Muslimyar, Hafiz Abdul Qayum, Ehsanullah Bayat, Rafeullah Haydari, Sayed Aqa Hussin Hashimi, Wally Shah Nayebzada, dan Mohammad Osman Siriar. Turut mendampingi mereka adalah Konsulat Kedutaan Afghanistan di Jakarta Zia ul Rahman Shirzad.

Sementara itu Presiden Yudhoyono dalam pertemuan tersebut didampingi oleh Menko Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalhi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Wamenlu Wardana dan Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah.

(G003*F008)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011