Tim yang terdiri dari Putty Insavilla Armein, Sharon Adelina L Santoso, Shinta Ceysaria Yunita dan Tannya Roumimper itu mengumpulkan nilai 3.980, berada di belakang Singapura dan Malaysia masing-masing dengan 4.150 dan 4.107.
Putty mengungkapkan bahwa oil pattern menjadi tantangan pada pertandingan hari kedua nomor team of four, Kamis.
"Kemarin posisi tiga, cuman kita tahu oil pattern-nya beda, dan oil pattern ini akan menguntungkan bagi pemain yang bolanya speed-nya kencang," kata Putty kepada ANTARA.
Baca juga: Tim boling putra bertekad rebut emas team of four hari ini
Pemain seperti dia misalnya, yang memiliki bola pelan, harus dapat bertahan dalam kondisi arena dengan oil pattern tersebut.
"Dan, memang Alhamdulilah kita semua sabar dan kita berhasil," ucap Putty.
"Dan ini suatu hal yang sangat menggembirakan, walaupun perunggu. Soalnya kita sudah beberapa kali SEA Games tim putrinya tidak dapat medali."
"Jadi ini merupakan ice breaking-nya kita, pecah telur lah. Semoga ini awal mula kembalinya tim putri Indonesia untuk berprestasi lagi di SEA Games," ujarnya menambahkan.
Nomor tersebut mengakhiri perlombaan cabang olahraga boling pada SEA Games Vietnam. Timnas Indonesia membawa pulang satu emas, satu perak dan dua perunggu.
Ryan Leonard Lalisang pada nomor tunggal putra membuka kran medali setelah pada perlombaan hari pertama, Senin, finis di peringkat ketiga dengan 1.221.
Pada hari berikutnya, pasangan Ryan/Hardy Ramhadian berhasil menyabet medali emas lewat nomor ganda putra. Sementara itu, pada nomor ganda putri, Sharon Adelina L Santoso/Tannya Roumimper menyumbang perak bagi Indonesia.
Baca juga: Peboling Ryan Lalisang/Hardy raih emas ganda putra SEA Games 2021
Baca juga: Ryan Leonard persembahkan perunggu boling untuk Indonesia
Baca juga: Boling incar tiga emas di SEA Games Vietnam
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022
