Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Independent Financial Planners Club (IFPC) memperkirakan, pertumbuhan dana kelola reksadana nasional tahun depan akan tumbuh hingga 20 persen dari tahun 2011 menyusul adanya iklim investasi yang baik dan terus menurunnya tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Jumlah dana kelola reksadana tahun ini memang naik turun, per Agustus (2011) mencapai Rp180 triliun, turun menjadi sekitar Rp174 trilun per September tahun ini, namun akan naik lagi pada akhir bulan ini, kata Ketua IFPC Muhammad Andoko, kepada pers di Jakarta, Kamis.

Menurut Andoko, dengan turunnya bunga rate SBI, menjadi 6,25 persen, maka akan diikuti turunnya bunga kredit, sehingga gairah investasi tahun depan denyutnya akan lebih baik dibanding tahun ini.

Kredit perbankan diperkirakan akan turun secara bertahap, dari 14 persen menjadi 9-10 persen per tahun. Hal itu juga akan berdampak pada pertumbuhan reksadana dan saham karena saat bunga turun maka para investor akan mengalihkan investasinya ke pasar modal lewat saham dan reksadana.

Andoko juga mengatakan, Indonesia tahun ini termasuk invesment grade, yakni negara yang termasuk diminati untuk berinvestasi, sehingga dana asing akan lebih banyak masuk. "Biasanya, para investor asing itu akan lebih suka bermain lewat jasa keuangan, yakni pasar saham, obligasi dan reksadana," katanya.

Pada kesempata itu, Andoko juga menyampaikan struktur personil IFPC baru yakni, Ketua Muhammad Andoko, Sekjen Budi Rahardjo, dan Bendahara Tejasari.

Safir Senduk, ahli perencana keuangan masih menduduki sebagai tim ahli dan Risza Bambang, yang sebelumnya Ketua IFPC, kini menduduki sebagai Ketua Dewan Etik IFPC.

IFPC merupakan lembaga yang independen, memberikan layanan untuk berinvestasi para investor tidak mengharapkan pembayaran dari perusahaan yang menjual produknya, tetapi benar-benar independen memberikan saran kepada para investor, karena yang membayar "fee basednya" adalah investor.

Menjawab pertayaan, ia mengatakan, saat ini sudah bergabung 13 perusahaan independen, naik dari tahun sebelumnya sebanyak 9 perusahaan.

Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) sebelumnya juga menuturkan, per 30 Agustus 2011 dana kelolaan reksa dana sudah mencapai Rp180,8 triliun atau naik sebesar 21,13 persen dari akhir 2010 sebesar Rp149,099 triliun.

Ketua APRDI, Abiprayadi Riyanto mengatakan, sebesar Rp58,281 triliun dari keseluruhan total dana kelolaan reksa dana berasal dari reksa dana saham atau equity fund yang secara year to date (ytd) naik sebesar 27,62 persen dari sebelumnya Rp45,66 triliun. Selain itu tempat kedua ditempati oleh reksa dana terproteksi sebesar Rp42,23 triliun yang meningkat sebanyak 0,54 persen dari akhir 2010 yaitu sebesar Rp42 triliun. Selanjutnya ditempati oleh balance fund yang sudah mencapai sebesar Rp32,98 triliun yang meningkat sebesar 49,82 persen dari akhir 2010 yang sebesar Rp21,98 triliun.
(Y005)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011