Jakarta (ANTARA) - Vangelis, komponis Yunani yang membuat musik tema untuk film "Chariots of Fire" pemenang Oscar 1981 meninggal dunia pada usia 79 tahun.

Firma hukum yang mewakili komponis ini mengatakan Vangelis tutup usia, Selasa, tanpa memberikan informasi tentang penyebab kematian.

Dalam unggahan di Twitter, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis menyebut Vangelis "pionir suara elektronik".

"Dia memulai perjalanan panjang dari Chariots of Fire. Dari sana dia akan terus mengirimkan kita pesan," tulis Mitsotakis.

Vangelis lahir dengan nama panjang Evangelos Odysseas Papathanassiou pada 1943. Sejak kecil dia sudah tertarik pada musik dan bereksperimen dengan suara yang dihasilkan dari memukul pot, wajan, gelas dan objek lainnya.

Baca juga: Anggota grup kuartel Il Divo, Carlos Marin meninggal dunia

Vangelis tidak pernah menempuh pendidikan musik secara formal yang belakangan disebut membantunya dalam mengembangkan kreativitas.

Setelah membuat band rock lokal, Vangelis pergi ke Paris pada usia 25 tahun. Jauh dari rumah, dia tertarik dengan bidang synthesizers elektronik yang kala itu masih baru, membuatnya bisa membuat warna melodi yang menjadi ciri khasnya.

Meski menikmati kesuksesan dengan band Aphrodite's Child yang dibentu bersama musisi Yunani Demis Roussos, Vangelis tak nyaman dengan ekspektasi sebagai musisi komersil dan dia lebih sering berada di studio rekaman yang dibuat untuk dirinya sendiri di London.

Di sana dia membuat musik untuk film "Chariots of Fire" tentang sekelompok pelari Inggris di Olimpiade 1924. Ketukan synthesizer dan melodi buatannya membuat adegan pembuka atlet-atlet berlari di pantai dalam slow motion menjadi model dari bagaimana sinema menggambarkan olahraga.

Vangelis pernah mengatakan musik yang memberikannya Academy Award itu adalah bagian dari persembahan untuk ayahnya, seorang pelari amatir. Tapi dia tidak besar kepala setelah popularitasnya meroket.

"Itu hanya sebuah musik," kata dia kepada pewawancara.

Kesuksesan "Chariots of Fire" menutupi musik-musiknya yang lain, tapi Vangelis juga membuat musik untuk sejumlah film besar lain seperti "Missing" yang disutradarai Costa-Gavras dan "Blade Runner" dari Ridley Scott.

Dikutip dari AFP, Vangelis juga membuat musik untuk teater dan balet, juga lagu anthem Piala Dunia 2002.

Dia pernah berkata kepada Observer pada 2012 bahwa kesuksesan itu manis, tapi di sisi lain berbahaya.

"Alih-alih bisa maju dan bergerak bebas melakukan apa yang kau inginkan, kau terjebak dan harus mengulanginya lagi."

Dalam wawancara dengan Los Angeles Times pada 2019, komponis itu mengatakan dia melihat ada kesamaan dunia distopia dengan apa yang diperlihatkan di "Blade Runner".

"Ketika saya melihat sebagian rekaman, saya paham bahwa ini adalah masa depan. Bukan masa depan yang baik, tentu saja, tapi kita mengarah ke sana," katanya.

Vangelis, yang namanya diambil untuk menamai planet kecil pada 1995, punya ketertarikan terhadap luar angkasa sejak kecil.

"Setiap planet bernyanyi," katanya kepada LA Times pada 2019.

Pada 1980, dia berkontribusi untuk dokumenter ilmiah Cosmos dari Carl Sagan. Dia menulis musik untuk "Mars Odyssey" dan misi "Juno Jupiter", juga album yang terinspirasi dari misi luar angkasa Rosetta pada 2016.

Pada 2018, dia membuat musik untuk pemakaman Stephen Hawking yang berisi kata-kata terakhir sang profesor yang disiarkan ke luar angkasa oleh Badan Antariksa Eropa.

Di masa senjanya, Vangelis tinggal di Paris, London dan Athena, menjaga privasinya. Tak banyak yang diketahui dari kehidupan pribadinya.

"Saya tidak memberikan wawancara karena saya harus mencoba mengatakan sesuatu yang saya tak ingin katakan," katanya kepada LA Times pada 2019. "Hal yang harus saya lakukan hanyalah membuat musik."

Baca juga: Taylor Hawkins, drummer Foo Fighters meninggal dunia

Baca juga: Penyanyi dangdut Yus Yunus meninggal dunia

Baca juga: Putra Regina King, Ian Alexander Jr., meninggal

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022