Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Ikatan Konsultan Nasional Seluruh Indonesia (Inkindo), Peter Frans mengatakan, infrastruktur air minum masih menjadi proyek penting di sejumlah daerah untuk memenuhi target pembangunan berkelanjutan (SDGs) tahun 2030 sebesar 100 persen.

"Masih rendahnya akses masyarakat terhadap air minum yang aman membuat pemerintah daerah kini berlomba-lomba untuk meningkatkan layanan air minum bagi warganya," kata Peter saat menghadiri perayaan virtual HUT ke-30 perusahaan konsultan PT PT Ciriajasa Engineering, di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya, dalam acara "Minister's Meeting Sanitation and Water for All Tahun 2022" di Jakarta, Rabu (15/5), Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, akses air minum layak di Indonesia sudah mencapai 90 persen namun capaian air minum aman baru mencapai 11 persen.

Sedangkan di Ibu Kota, layanan air minum baru mampu menjangkau 65 persen warga atau masih harus lebih kerja keras lagi untuk memenuhi target 80 persen pada tahun 2022.

Baca juga: Menkeu ingatkan 3 aspek lancarkan realisasi proyek SPAM Jatiluhur

Dengan demikian, menurut Peter Frans, ketersediaan air minum yang aman bagi masyarakat di sejumlah daerah menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk memenuhi target "Sustainable Development Goals" (SDGs).

Hal ini juga yang membuat perusahaan konsultan PT Ciriajasa Engineering lebih banyak menggarap proyek-proyek air minum.
Bahkan dari 80 proyek infrastruktur yang masih berjalan di tahun 2022 sebagian bergerak di bidang layanan air minum.

Kendati selama ini lebih banyak menggarap air minum, menurut Peter Frans, Ciriajasa ikut terlibat di berbagai proyek infrastruktur penting sektor lain seperti pertanian, transmigrasi dan kelistrikan.

Bahkan untuk tahun mendatang ingin ikut dilibatkan dalam pengembangan Ibu Kota Negara baru.

Baca juga: Bappenas: Proyek infrastruktur air minum perlu perhatikan beberapa hal

Peter mengatakan, Ciriajasa saat ini juga berekspansi ke dalam layanan digital serta tengah menjajaki pengembangan infrastruktur di negara-negara tetangga Indonesia.

"Kita saat ini tengah menjajaki proyek pembangunan infrastruktur di Timor Leste dan Manila Filipina," kata Peter yang juga menjabat sebagai direktur utama perusahaan tersebut.

Menurut Peter, banyak anggota Inkindo yang menggarap proyek-proyek infrastruktur di luar negeri masih menghadapi kendala terutama menyangkut dobel pungutan pajak.

Peter juga mengakui bukan perkara mudah untuk mendapatkan proyek-proyek infrastruktur di tengah pandemi seperti saat ini. Bahkan banyak dari perusahaan konsultan yang berguguran.

"Kunci agar perusahaan konsultan mampu bertahan adalah menjaga kepercayaan kepada pemberi kerja dan harus mampu beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi," kata Peter.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022