Rumbia, Sultra (ANTARA News) - Sekitar 500 hektar lahan tambak udang dan ikan bandeng di Desa Lantari Jaya Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, jebol karena naiknya permukaan air laut (ROB).

"Akibat jebolnya lahan tersebut, sekitar 300 lebih petani tambak ikan dan bandeng merugi hingga miliaran rupiah," kata Kepala Badan Penanggulangan Musibah dan Bencana (BPMB) Kabupaten Bombana, Abu Kahar, di Rumbia, Sabtu.

Kerugian yang dialami petani tambak udang dan ikan bandeng tersebut, kata Kahar disebabkan lahan mereka tidak pernah lagi berproduksi, sejak kejadian naiknya permukaan air laut pada November tahun 2010.

Menurut Kahar, hampir semua lahan tambak tersebut berada di sepanjang pesisir laut, sehingga areal tambak itu sangat rentan diterjang ombak saat air laut pasang.

"Sebelum kejadian itu, para petani ini, menghasilkan udang dan ikan bandeng hingga ribuan ton tiap sekali panen," katanya.

Menurut Kahar, petani tambak udang dan ikan bandeng panen setiap empat sampai dengan enam bulan sekali, dengan rata-rata produksi perpetani mencapai 10 hingga 20 ton.

Sementara itu, nilai jual udang perkilogram, kata Kahar saat ini, mencapai Rp40.000 hingga Rp60.000, sedangkan ikan bandeng seharga Rp10.000 hingga RP20.000 perkilogram.

"Dari estimasi harga tersebut, kami menyimpulkan, bahwa selama satu tahun ini, petani tambak udang dan ikan bandeng, telah mengalami kerugian hingga miliaran rupiah, karena semestinya sudah harus dua kali panen dilakukan," katanya.

Kerugian yang dialami petani tambak udang dan ikan badeng tersebut, lanjut Kahar, belum juga bisa terjawab, sebab Pemerintah Kabupaten Bombana hingga saat ini belum mengalokasikan anggaran untuk perbaikan lahan tambak khususnya pembuatan tanggul pengaman, pada tahun 2012.
(ANT/310)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011