Pandemi 2020-2021 telah menjadi momentum bagi merek untuk memperkuat kanal digital mereka dan mendorong eksistensinya di dunia maya ...
Jakarta (ANTARA) - Para pakar dan praktisi memaparkan strategi dan pentingnya membangun merek di dunia maya seiring pertumbuhan pesat pemakaian internet di Indonesia.

"Pandemi 2020-2021 telah menjadi momentum bagi merek untuk memperkuat kanal digital mereka dan mendorong eksistensinya di dunia maya dengan tujuan akhir mencapai bottom line atau kinerja brand dan pemasaran," kata Pemimpin Redaksi Majalah MIX MarComm Lis Hendriani pada keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Ia memaparkan data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) 2020 menyebutkan jumlah pengguna internet di Indonesia pada kuartal II 2020 mencapai 196,71 juta orang atau naik 14,92 persen dibandingkan 2018 yang mencapai 171,17 juta. Jumlah itu mencapai 73,7 persen dari total penduduk Indonesia. Karena itu strategi membangun merek di dunia maya menjadi sangat penting.

Baca juga: Pakar paparkan kriteria perusahaan idaman para pekerja

Majalah MIX MarCom menggandeng Ivosight yang memiliki Ripple10 Digital Listening Tools untuk mengukur brand engagement dan menelusuri perusahaan-perusahaan di Indonesia yang mampu membangun kekuatan merek mereka selama pandemi, kemudian mengapresiasinya lewat Program “Indonesia Most Engaging Brand 2022”.

Lis menjelaskan salah satu indikator brand engagement di dunia maya adalah ketika kalangan warganet sering menyebut merek itu di laman media sosial mereka maupun di laman media sosial brand dan merespons positif setiap unggahan merek, kemudian sukarela membagikan percakapan positif tentang brand itu kepada follower mereka.

"Pada "Indonesia Most Engaging Brand 2022" ada sekitar 150 merek dari 16 industri yang diukur tingkat engagement-nya dengan warganet," katanya.

MIX Marcom bersama Ivosights, kata dia, mengukur brand engagement melalui proses data crawling di kanal digital baik media sosial maupun website brand dan merankingnya dengan peng-indeks-an brand engagement di masing-masing kategori.

"Diharapkan Brand Engagement Index ini dapat menjadi barometer tingkat bonding merek-merek di Indonesia dengan khalayak sasaran masing-masing," harap Lis.

Baca juga: IGSCA: Kian banyak perusahaan di RI jalankan bisnis berkelanjutan

Chief Marketing Officer Ivosights, Kristiyanto memaparkan melalui Ripple 10 Digital Listening Tools pihaknya potential reach, total stream, dan positif tone percakapan tentang sebuah brand di kanal digital selama Januari-Februari 2022, kemudian monitoring akun official media sosial Instagram, Facebook, Twitter, dan YouTube masing-masing brand, dan memantau website brand selama satu bulan (Februari 2022).

"Secara keseluruhan, Engagement Index dihitung berdasarkan agregate penilaian Ripple10 (bobot 25 persen), kinerja Facebook, YouTube, Twitter, dan Instagram (masing-masing bobotnya 15 persen), dan kinerja Website (bobot 15 persen),” kata Lis.

Dari situlah kemudian ditemukan peringkat tertinggi merek-merek di Indonesia yang dinilai mampu meningkatkan brand engagement mereka di dunia maya, di antaranya MobilJKN Faskes, Alodokter, dan Halodoc untuk kategori Healt Care Apps, kemudian K24 Klik, Kimia Farma Mobile, dan Life Pack.id (Online Drug Store), Samsung, Panasonic, dan Sharp (Electronics), Xiomi, Samsung, dan Realme (Smarthpone), Telkomsel, MyXL, dan IM3 Ooredoo (Mobile Broadband), BNI,BRI, dan Bank Mandiri (Perbankan), serta Bank Syariah Indonesia, BCA Syariah, dan BTN Syariah (Bank Sharia).

“Semoga Program Indonesia Most Engaging Brand ini dapat menjadi benchmark bagi brand untuk saling mengukur pencapaian masing-masing dalam membangun engagement dengan konsumen masing-masing," ujar Lis.(*)
 

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022