Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar mendeteksi tiga ekor sapi di wilayah Lambaro Seubun, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten setempat terindikasi terinfeksi Lumpy Skin Disease (LSD).

“LSD ini sama juga dengan PMK yaitu sebuah virus yang menyerang kulit ternak,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Dinas Pertanian Aceh Besar Firdaus saat dihubungi dari Banda Aceh, Sabtu.

Firdaus menjelaskan LSD merupakan virus yang umumnya menyerang kulit pada ternak. Gejala yang terlihat pada ternak terindikasi LSD berupa bentol-bentol pada bagian kulit.

Menurut dia, penanganan ternak yang terindikasi LSD tersebut umumnya sama seperti penanganan pada ternak yang terindikasi PMK, seperti isolasi dan pemantauan petugas.

Baca juga: Penyakit LSD ternak dikhawatirkan turunkan konsumsi daging sapi

Baca juga: Kementan sediakan 476 ribu vaksin untuk wabah LSD sapi di Sumatera


“Penanganan LSD sama dengan PMK, ternak harus diisolasi atau dipisahkan dengan ternak lainnya supaya tidak terjangkit satu dengan lainnya,” kata Firdaus.

Di samping itu, kata Firdaus, penularan PMK juga masih terus terjadi di Aceh Besar. Saat ini dari 81.276 ekor populasi sapi di Aceh Besar, 244 ekor sapi di antaranya terindikasi PMK, dan dua ekor kerbau.

Sebab itu, dia mengajak masyarakat untuk waspada dan bekerjasama untuk menjaga, sekaligus melakukan isolasi ternak masing-masing agar terhindari dari wabah PMK.

Dari 244 ekor sapi tersebut, pihaknya mencatat 39 ekor sudah sembuh, satu ekor mati dan dua ekor harus potong paksa, yaitu karena kondisi ternak sudah tidak mungkin lagi untuk diobati.

“Yang potong paksa ini umumnya sudah tidak layak dikonsumsi, karena virusnya sudah menyerang hampir semua organ tubuh hewan. Dalam penanganan potong paksa, semua daging dikubur agar virus tidak membahayakan ternak lain,” katanya.*

Baca juga: Membendung penyakit LSD pada sapi

Baca juga: Dinas Peternakan Riau vaksin 100.000 sapi hindari serangan virus LSD

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022