Kalau kita produksi sendiri di sini maka biaya distribusinya lebih mahal daripada biaya produksinya. Kemarin yang penjajakan kerja sama dengan Zimbabwe itu merupakan salah satu strategi kita untuk menjadikan Zimbabwe sebagai manufacturing hub bagi ka
Jakarta (ANTARA) - PT Bio Farma (Persero) berencana untuk menjadikan Zimbabwe sebagai manufacturing hub BUMN ini bagi kawasan Afrika dan sekitarnya.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan bahwa strategic partnership untuk pasar, seperti contohnya dengan negara-negara Timur Tengah dan Afrika untuk pengembangan pasar serta juga efisiensi dari sisi produksi.

"Kalau kita produksi sendiri di sini maka biaya distribusinya lebih mahal daripada biaya produksinya. Kemarin yang penjajakan kerja sama dengan Zimbabwe itu merupakan salah satu strategi kita untuk menjadikan Zimbabwe sebagai manufacturing hub bagi kawasan Afrika dan sekitarnya," ujar Honesti dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin.

Dia juga menambahkan bahwa nantinya juga ada dengan Afrika Selatan bersama WHO untuk yang teknologi vaksin mRNA dan juga rencananya dengan Nigeria.

"Jadi memang kita melihat masing-masing kemitraan tersebut apa keuntungannya bagi kita yang bisa kita eksplorasi lebih lanjut untuk peningkatan performa perusahaan," kata Dirut Bio Farma tersebut.

Sebelumnya, Wakil Presiden I Republik Zimbabwe Jenderal (Purn) Constantino Chiwenga mengunjungi Bio Farma. Salah satu tujuan kunjungan kenegaraan ini, bertujuan untuk mencari potensi kerja sama dalam bidang kesehatan, khususnya bidang pembuatan dan distribusi vaksin.

Honesti Basyir mengatakan saat ini, kesadaran masyarakat atas kesehatan meningkat secara signifikan, terlebih sejak wabah Covid-19 muncul pada tahun 2020. Industri kesehatan menjadi leading sector untuk menerangi pandemi karena banyak negara yang menangani kondisi serius ini, termasuk Indonesia.

Dia juga menambahkan kegiatan ini bisa menjadi upaya kolektif yang sangat besar dari Bio Farma dimana antara Bio Farma dengan Zimbabwe akan membahas produksi bersama produk vaksin, dan kontribusi bersama dalam hal kesehatan.

Sementara itu Wapres Zimbabwe Constantino Chiwenga, yang sekaligus merangkap Menteri Kesehatan dan Perlindungan Anak Zimbabwe mengatakan tujuan kedatangannya ke Bio Farma adalah untuk mencari potensi kerja sama untuk memproduksi vaksin di Zimbabwe, dan Zimbabwe ingin mempelajari keberhasilan Indonesia dalam pembangunan bidang kesehatan.

Wapres Zimbabwe tersebut berharap, kedepannya akan ada kesepakatan untuk bertukar informasi dan teknologi antara Bio Farma dengan Zimbabwe dalam produksi dan pendistribusian vaksin. Hal ini mengingat bahwa posisi Zimbabwe yang strategis yang terletak di pusat bagian selatan benua Afrika, bisa menjadi hub untuk negara- negara yang berada di sekitarnya.

Sejak tahun 2007, Bio Farma yang sudah mengirimkan produk vaksinnya ke Zimbabwe, berupa vaksin polio, campak, difteri, tetanus, pertusis melalui United Nations Children's Fund (UNICEF), hingga saat sudah sekitar 1,6 juta vial terkirim ke 16,9 juta dosis.


Baca juga: Bio Farma-Zimbabwe siap kolaborasi terkait transfer teknologi vaksin
Baca juga: Bio Farma: Roadmap Holding Farmasi akan fokus produk bernilai ekspor
Baca juga: Produksi vaksin COVID ASEAN, Erick: Bukti kepercayaan dunia pada RI

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022