Makassar (ANTARA News) - Perum Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA harus mempertahankan kredibilitas produksinya di tengah persaingan ketat "cyber" media.

"ANTARA Sebagai kantor berita resmi, kredibiltas berita merupakan kekuatannya," kata Pakar Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin Prof Dr Alimuddin Unde di Makassar menanggapi HUT ANTARA ke-74, Rabu.

Menurut dia, meskipun posisi ANTARA kini dalam kondisi dilematis, karena harus mengimbangi pesatnya perkembangan media elektronik yakni "on-line", radio dan televisi yang menyiarkan berita ekstracepat, sementara disisi lain ANTARA dituntut menyajikan berita yang dapat dipercaya akurasinya.

Dia mengatakan, namun fenomena di lapangan menujukkan ANTARA secara umum masih mampu menyajikan berita yang memiliki kredibilitas, sehingga masih menjadi berita acuan bagi media cetak dan elektronik serta publik.

"Karena itu, kedepan ANTARA harus dapat lebih menunjukkan sebagai media yang independen dan tidak menjadi alat pemerintah atau kepentingan tertentu," katanya.

ANTARA meskipun merupakan bagian dari pemerintah, lanjut dia, harus dapat menyajikan informasi atau berita yang objektif pada publik.

Sementara mengenai kinerja LKBN ANTARA Biro Sulawesi Selatan yang meraih prestasi sebagai peringkat pertama dari 34 biro di Indonesia, dia mengatakan, karena mendapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat dan pemerintah di daerah ini.

"Itu juga karena ANTARA Biro Sulsel yang juga membawahi Sulbar mampu mengekspos berita lokal, nasional dan internasional sedemikian rupa, dengan kredibilitas yang dimilikinya," katanya.

Hal senada dikemukakan akademisi Unhas Dr Hasrullah di Makassar.

Menurut dia, selain berjuang mempertahankan kredibilitas berita, juga harus lebih mengembangkan berita investigasi.

"Dengan berita investigasi yang mengedepankan objektivitas dan netralitas itu, tentu ANTARA akan lebih dilirik oleh publik maupun media yang akan mengutipnya," katanya.

Berkaitan dengan hal tersebut, ANTARA harus menyiapkan SDM yang handal dan profesional untuk menghadapi persaingan media yang sangat ketat.

Selain itu, ANTARA juga harus dapat menjadi media pendukung bagi radio yang masih lebih ungul dalam menjangkau publik yang sekitar 65 persen berada di desa.

"Dalam hal ini, mendukung LPP RRI yang daya siarnya hingga ke pelosok pedesaan dan wilayah pesisir," katanya. (S036)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011