Jakarta (ANTARA) - Kepala Grup Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia (BI) Elsya M.S. Chani mengatakan, pihaknya mendukung terciptanya ekosistem digital yang menyeluruh para pelaku UMKM lewat berbagai program.

"Program digitalisasi UMKM Bank Indonesia dilakukan di sepanjang rantai nilai, dari hulu ke hilir, untuk mendukung terciptanya ekosistem digital yang menyeluruh. Digitalisasi ini dilakukan untuk mendukung kebijakan utama Bank Indonesia yaitu di bidang stabilitas sistem keuangan, moneter, serta sistem pembayaran," ujar Elsya saat virtual media briefing, Senin.

Elsya memaparkan, ada empat kelompok program besar dalam digitalisasi BI yaitu e-farming, e-commerce, e-financing support, dan d-payment.

E-farming yaitu pemanfaatan teknologi digital pada pertanian yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi biaya dan perluasan pasar, melalui manajemen budidaya, mitigasi cuaca, dan lain sebagainya.

"Berbagai bisnis model dibuat sesuai kondisi lokasi dan diharapkan bisa direplikasi sehingga akan menghasilkan hasil pertanian dengan tingkat produktivitas yang lebih tinggi," imbuh Elsya.

Baca juga: Kebutuhan talenta meningkat seiring transformasi digital nasional

E-commerce merupakan perluasan pemasaran UMKM melalui berbagai saluran pemasaran digital melalui penguatan Digital Skill & Mindset, Digital Presence, Digital Marketing, dan Digital Operation.

Elsya mengatakan, program tersebut diharmonisasikan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) untuk mencapai 30 juta UMKM terhubung dengan ekosistem digital pada 2024.

"Dalam program on-boarding di BI, ada tahapan persiapan, tahapan edukasi online, pendampingan atau mentoring, tahapan monitoring, lalu kita melihat output-nya apakah sesuai dengan target yang sudah ditentukan," tambah Elsya.

Sementara itu, e-financing support adalah aplikasi digital bagi UMKM untuk penyusunan laporan keuangan sebagai referensi bank dalam menganalisis kelayakan pembiayaan UMKM.

"Ini semacam aplikasi untuk membuat laporan keuangan sederhana. Jika ada UMKM ingin dibantu bagaimana sih caranya bisa mendapatkan catatan laporan keuangan, paham berapa biaya, rugi, dan labanya, maka SIAPIK adalah aplikasi yang bisa membantu," imbuh Elsya.

Sedangkan d-payment adalah sarana pembayaran digital untuk memudahkan transaksi UMKM sebagai entry point ke dalam ekosistem ekonomi dan keuangan digital.

"Sarana pembayaran digital dimaksudkan untuk memudahkan transaksi UMKM karena QRIS ini cepat, mudah, murah, dan aman menghubungkan antara perbankan dan sistem pembayaran digital," ujar Elsya.

Elsya mengatakan bahwa pada akhirnya, digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan karena akan menjadi kunci bagi para UMKM untuk bisa terus berkembang di era pandemi dan pascapandemi.

"Transformasi digital UMKM membutuhkan tidak hanya mendigitalkan layanan dan transaksi, tapi juga transisi pada pola pikir dan mentalitas UMKM. UMKM harus mulai melihat strategi digital, memanfaatkan digital dalam proses produksi, mengubah model bisnis, dan memanfaatkan data," kata Elsya.

"Selain itu, sinergi menjadi kunci agar seluruh pemangku kepentingan dapat bekerja sama mengharmonisasikan langkahnya untuk mencapai tujuan meningkatkan literasi dan kapasitas UMKM dalam mendorong transformasi digital UMKM," pungkasnya.

Baca juga: Menko Airlangga temui CEO Qualcomm bahas potensi digitalisasi RI

Baca juga: Transaksi nirsentuh di tol dinilai penerapan transformasi digital G20

Baca juga: Subholding Gas Pertamina percepat transformasi bisnis berbasis digital


Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022