Presiden WEF menyampaikan bahwa potensi besar yang dimiliki Indonesia untuk mengembangkan renewable energy perlu didorong lebih kuat
Davos, Swiss (ANTARA) - Menteri Investasi dan Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia Pavilion World Economic Forum (WEF) 2022 menjadi ajang untuk mengenalkan investasi di Indonesia yang semakin membaik. “Sejak tahun 2021 Indonesia sudah berbenah dengan memangkas berbagai regulasi dari 79 undang-undang dijadikan sebagai undang-undang Omnibus Law, semua dilakukan dalam rangka memberikan kepastian bagi dunia usaha dengan kecepatan, transparansi, dan efisien,” kata Bahlil usai membuka Indonesia Pavilion di Davos, Swiss, Senin.

Menurut Bahlil, dahulu banyak para pengusaha dalam maupun luar negeri mempertanyakan tentang kepastian pengurusan perizinan dan kepastian hukum yang dinilai masih sangat rumit.

“Saat ini untuk perizinan diurus oleh negara, sehingga perubahan investasi naik signifikan dan pertumbuhan 2022 target 30 persen dan kontribusi ekonomi, dari investasi sebesar 4 persen” ujarnya.

Dalam gelaran WEF kali ini, Bahlil juga menyampaikan saat ini Pemerintah Indonesia fokus pada kebijakan regulasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya terkait investasi hijau dan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Baca juga: Menteri Investasi siapkan dua kawasan bangun industri hijau

Bahlil menegaskan perlunya kerja sama antarnegara dalam rangka menyelesaikan permasalahan global, khususnya terkait isu lingkungan. “Kalau kita ingin menyelesaikan permasalahan global dalam konteks investasi hijau dan EBT, harus adanya pemahaman yang sama dan kolaborasi,” tuturnya.

Ia menegaskan tidak boleh ada satu negara yang merasa lebih hebat dibanding negara lain karena itu adalah kunci kolaborasi untuk mensukseskan misi program besar global maupun masing-masing negara.

Adapun acara peresmian Indonesia Pavilion ditandai dengan pemotongan pita yang dilakukan oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri ESDM Arifin Tasrif serta Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Darmansyah Hadad.

Indonesia Pavilion diselenggarakan oleh Kementerian Investasi/BKPM, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta dukungan kuat dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Pada tahun 2022 Indonesia kembali berpartisipasi dalam acara tahunan World Economic Forum (WEF) yang akan dilaksanakan pada 22-26 Mei 2022 di Davos, Swiss.

Baca juga: Pendiri WEF: Indonesia tepat angkat pemulihan kesehatan global di G20

Indonesia at Davos akan dikemas dengan dua kegiatan utama yaitu Indonesia Pavillion dan Indonesian Night. Serangkaian acara akan disusun dalam bentuk pameran, pertunjukan budaya, dan lokakarya, dengan menghadirkan keragaman ciri khas budaya dan produk Indonesia untuk ditampilkan ke pasar global.

Indonesia Night akan memberikan kesempatan bagi para tamu undangan untuk menyaksikan secara langsung pertunjukan kekayaan budaya dan warisan kepulauan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Sementara Indonesia Pavillion akan mengumpulkan para pejabat senior pemerintah, pengusaha terkemuka dan tokoh-tokoh dari seluruh dunia untuk berdiskusi bersama menuju percepatan transformasi ekonomi di Indonesia.

Indonesia Pavilion merupakan gelaran empat hari yang dilangsungkan bersamaan dengan penyelenggaraan WEF Annual Meeting 2022, yang akan berisi sesi-sesi untuk para menteri yang hadir di Davos, lokakarya atau temu wicara oleh kementerian/lembaga/swasta nasional, dan pameran.

Sedangkan WEF Annual Meeting merupakan konferensi tingkat tinggi yang dihadiri oleh beberapa kepala negara, pimpinan perusahaan global, pemimpin organisasi politik, penemu-penemu di bidang sains dan kebudayaan dari 90 negara.

Baca juga: Menperin bertemu Presiden World Economic Forum di Davos

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022