Denpasar, Bali (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menanam 10 juta pohon yang dilakukan secara simbolis di Pantai Mertasari, Denpasar, Bali, Selasa, untuk mengurangi risiko bencana.

Pada kesempatan tersebut, para delegasi 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) bersama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menanam bibit pohon bakau di kawasan itu.

Baca juga: UNDRR: Indonesia pimpin upaya global mengurangi risiko bencana

Baca juga: Perkuat aksi kebencanaan, UNDP andalkan kepemimpinan Indonesia di G20


"Ini kita lakukan di seluruh Indonesia yang melibatkan seluruh masyarakat, termasuk akademisi, anak-anak sekolah dan juga kelompok masyarakat yang ada di seluruh Tanah Air," ujar Deputi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi.

Acara tersebut dicanangkan oleh Menko PMK, Muhadjir Effendy secara daring dari Jakarta. Sementara Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto turut serta dalam penanaman pohon bakau tersebut.

Pencanangan penanaman 10 juta pohon dilaksanakan serentak di 34 provinsi. "Harapannya dengan kegiatan ini, pertama kita membuktikan bahwa gotong-royong di Indonesia ini masih masih sangat baik," kata Didik.

Penanaman pohon tersebut, kata Didik, juga merupakan salah satu gerakan untuk Indonesia Mandiri. Dengan penanaman pohon, diharapkan dapat melestarikan alam dan meningkatkan kemandirian masyarakat Indonesia.

Baca juga: GPDRR 2022 buktikan Indonesia telah keluar dari pandemi COVID-19

Selain itu, gerakan penanaman pohon di seluruh dunia juga dilakukan untuk menekan dampak perubahan iklim atau global climate change.

Penanaman pohon bakau juga melibatkan para delegasi GPDRR dari seluruh dunia.

"Ini menjadi kesadaran kita bersama bahwa ini bukan hanya tugas negara-negara tropis, tapi tugas kita bersama, termasuk para delegasi yang hadir di Indonesia. Sehingga, harapannya ini juga akan dilakukan di negara masing-masing," ujar Didik.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022