Jakarta (ANTARA) - Perusahaan platform penyewaan tempat menginap, Airbnb Inc, akan menutup operasional mereka di China terhitung mulai 30 Juli.

"Kami membuat keputusan yang sulit untuk memfokuskan ulang upaya kami di China soal perjalanan luar dan menangguhkan rumah dan Pengalaman Tuan Rumah di China, mulai 30 Juli 2022," kata salah seorang pendiri Airbnb, Nathan Blecharczyk, dikutip dari Reuters, Selasa.

Pengumuman ini disampaikan Airbnb melalui akun resmi di platform pesan instan China, WeChat, mereka tidak menjelaskan alasan menutup operasional di sana.

Baca juga: Airbnb blokir puluhan ribu tukang pesta di AS

Airbnb menghapus daftar hunian yang disewakan untuk penginapan di China daratan. Tapi, mereka memastikan pengguna China masih bisa memesan penginapan di luar negeri.

"Keputusan ini tidak mudah untuk kami dan saya tahu ini menjadi lebih sulit untuk kalian. Kami sudah membangun dan menumbuhkan komunitas Tuan Rumah yang berkembang pesat di China. Kami juga menerima lebih dari 25 juta tamu sejak 2016," kata Blecharczyk.

Airbnb mengikuti langkah sejumlah perusahaan teknologi Barat yang hengkang dari China daratan. Google, Yahoo, LinkedIn dan Facebook berhenti beroperasi di sana dengan berbagai alasan, mulai dari kesulitasn beroperasi sampai pemberlakuan sensor.

The New York Times melaporkan perusahaan ini akan menghapus sekitar 150.000 hunian di China. Airbnb setidaknya memiliki 6 juta hunian dari seluruh dunia yang bergabung dengan platform tersebut.

Baca juga: Airbnb dan Booking hentikan aktivitas di Rusia

Baca juga: Setelah Tesla, giliran Airbnb rambah Xinjiang

Baca juga: Airbnb berencana terima pembayaran mata uang kripto

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022