Jakarta (ANTARA) -
"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia," kata Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, tentang dahsyatnya energi anak muda sebagai agen perubahan.
 
Sejarah mencatat, kaula muda memang senantiasa ada di garda terdepan dalam momen-momen perubahan di dunia. Dengan sifatnya yang dinamis, anak muda menjadi harapan utama perbaikan dunia, termasuk perbaikan iklim dan lingkungan hidup yang rusak dan mengancam kehidupan bumi.
 
Harapan kepada kaum muda juga secara gamblang digarisbawahi Forum G20 khususnya pre-summit III Y20 yang membuat sesi khusus tukar gagasan bertajuk "Sustainable and Liveable Planet."
 
Dalam forum yang menampilkan pembicara Co-Chair Y20 Indonesia 2022 Indra Dwi Prasetyo, Kementerian Pemuda dan Olahraga (yang diwakili oleh Jonni Mardizal), Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, dan Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen,  tersebut ditegaskan bahwa anak muda memiliki peran penting untuk menjadi pelaku sejarah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

Kaum muda ditengarai memiliki energi dan gairah besar untuk menentukan bagaimana kondisi bumi di masa depan, seperti dipapar sebuah survei yang dilakukan oleh Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi), 28 Oktober 2021.

Dalam survei itu terpetakan bahwa  setidaknya 77,4 persen anak muda di Indonesia tertarik dengan isu lingkungan hidup.


Baca juga: Forum Pra KTT Y20 bahas penyelamatan bumi dengan ekonomi sirkular
 
Selanjutnya: Kaum muda khawatir terhadap fenomena perubahan iklim

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2022