Pada tahun ini kenaikan suku bunga Fed secara keseluruhan akan mencapai 250 basis poin.
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed akan meningkatkan suku bunga hingga 2,75 persen pada akhir 2022.

"Pada tahun ini kenaikan suku bunga Fed secara keseluruhan akan mencapai 250 basis poin," ujar Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Mei 2022 di Jakarta, Selasa.

Selanjutnya pada tahun 2023, ia pun memproyeksikan Otoritas Moneter AS akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali, sehingga pada akhir tahun depan suku bunga Fed akan mencapai 3,25 persen.

Baca juga: BI pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2022 menjadi 3,4 persen

Pada tahun ini, suku bunga The Fed sudah dinaikkan sebanyak dua kali menjadi 0,75 persen sampai satu persen.

Perry mengungkapkan kenaikan suku bunga The Fed tersebut akan mendorong kenaikan imbal hasil atau yield obligasi AS lebih tinggi, sehingga akan berpengaruh terhadap kenaikan yield surat berharga negara (SBN) di dalam negeri.

Dengan adanya kenaikan suku bunga Fed, imbal hasil obligasi Negeri Paman Sam dengan tenor 10 tahun diperkirakan akan berada di level 3,45 persen pada akhir tahun ini.

"Ini tidak jauh berbeda dengan perkiraan kami sebelumnya, yakni yield US Treasury Note tenor 10 tahun bisa naik ke kisaran tiga persen sampai 3,25 persen," tambahnya.

Baca juga: Indef sebut pengetatan kebijakan moneter perlu dilakukan bertahap

Maka dari itu, ia menegaskan pihaknya akan terus melakukan asesmen dari waktu ke waktu, terutama terkait dengan ketegangan politik Rusia dan Ukraina dan dampaknya terhadap kenaikan harga-harga komoditas dunia.

Begitu pula dengan kenaikan inflasi negara maju dan respons normalisasi kebijakan The Fed maupun bank sentral di berbagai negara lainnya.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022