Normalisasi kebijakan likuiditas melalui kenaikan GWM rupiah secara bertahap berlangsung tanpa mengganggu kondisi likuiditas perbankan
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan kenaikan giro wajib minimum (GWM) secara bertahap mulai Maret, Juni, Juli, dan September 2022 akan mengurangi likuiditas perbankan sebesar Rp110 triliun.

"Namun, pada April 2022, rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) masih tinggi mencapai 29,38 persen," kata Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Mei 2022 di Jakarta, Selasa.

Dengan demikian, likuiditas perbankan tetap mendukung partisipasi perbankan dalam pembelian surat berharga negara (SBN) untuk pembiayaan APBN dan tidak mengurangi kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit atau pembiayaan kepada dunia usaha.

Adapun pada April 2022, perbankan berhasil menyalurkan kredit sehingga tumbuh 9,1 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Perry melanjutkan likuiditas perbankan yang terjaga didukung pula oleh DPK yang tumbuh sebesar 10,11 persen (yoy).

"Normalisasi kebijakan likuiditas melalui kenaikan GWM rupiah secara bertahap berlangsung tanpa mengganggu kondisi likuiditas perbankan," jelasnya.

Sementara itu, ia menambahkan, ketahanan perbankan tetap terjaga yang tercermin dai rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan Maret 2022 tetap tinggi sebesar 24,79 persen.

Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perbankan juga tetap terjaga, yakni di level 2,99 persen (bruto) dan 0,84 persen (netto).

Di sisi lain, suku bunga perbankan terus mengalami penurunan sejalan dengan tren menurunnya risiko kredit.

Di pasar uang, kata Perry, suku bunga IndONIA pada 27 April 2022 sebesar 2,81 persen, tidak jauh berbeda dibandingkan dengan level April 2021 yang sebesar 2,79 persen.

Sedangkan di pasar dana, suku bunga deposito satu bulan perbankan turun sebesar 80 basis poin (bps) sejak April 2021 menjadi 2,86 persen pada April 2022.

Di pasar kredit, suku bunga kredit baru lebih rendah 43 bps pada periode yang sama, sejalan dengan penurunan suku bunga dasar kredit (SBDK) dan perbaikan persepsi risiko perbankan di tengah berlanjutnya pemulihan aktivitas ekonomi.

Baca juga: BI proyeksi inflasi 2022 akan naik di atas 4 persen
Baca juga: BI pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2022 menjadi 3,4 persen
Baca juga: BI pertahankan suku bunga acuan 3,5 persen

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022