Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi material Finlandia, Betolar, menawarkan produksi beton yang rendah karbon dan berkelanjutan untuk membangun kota ramah lingkungan yang sejalan dengan prinsip pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur.

"Finlandia mendorong inovasi berkelanjutan di berbagai bidang. Solusi rendah karbon Betolar untuk industri konstruksi Indonesia adalah contoh yang bagus dari ekonomi sirkular di pasar yang berkembang pesat," kata Wakil Menteri Urusan Ekonomi Finlandia Ann-Mari Kemell dalam siaran pers Betolar diterima di Jakarta, Selasa.

Pada Selasa ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI meneken Nota Kesepahaman dengan Kementerian Urusan Ekonomi dan Ketenagakerjaan Finlandia untuk potensi kolaborasi yang lebih dalam di bidang energi yang berkelanjutan, bersih dan terbarukan serta efisiensi energi antara Finlandia dan Indonesia.

Baca juga: Pembangunan kota berkelanjutan: Perusahaan Finlandia, Betolar, memperkenalkan solusi rendah karbon Geoprime ke pasar beton Indonesia

Kemell juga mengatakan Finlandia akan terus mencermati prospek kerja sama dalam pembangunan ibu kota baru Indonesia, Nusantara di Kalimantan Timur, yang mengedepankan prinsip kota hijau dan ramah lingkungan.

"Indonesia berencana membangun kota baru, Nusantara, di Kalimantan sebagai ibu kota, dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan, kesatuan, dan konektivitas dalam Smart City. Kami akan mengikuti pembangunan tersebut dengan cermat dan sangat mendukung perusahaan Finlandia dalam partisipasi mereka di proyek senilai 33 miliar dolar AS ini," ujarnya.

Solusi Geoprime dari Betolar disebut dapat digunakan untuk memproduksi beton yang tahan lama, berkelanjutan, dan rendah karbon dengan memanfaatkan aliran samping industri sebagai alternatif semen.

Dengan demikian, transisi hijau dapat dilakukan dari berbagai industri dan menjadikan beton sebagai bahan bangunan yang berkelanjutan dengan kebutuhan energi yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan semen tradisional.

Head of Asia Betolar Juha Pinomaa mengatakan solusi Geoprime diharapkan menjawab tantangan industri konstruksi untuk mengurangi emisi CO2.

"Tidak mengherankan bahwa kami melihat pertumbuhan yang cepat terutama di Asia Tenggara dimana urbanisasi adalah salah satu yang tercepat di dunia," ucapnya.

Betolar mengklaim telah menguji coba uji ketahanan dengan kliennya di Indonesia untuk menjamin produksi beton berkualitas tinggi, dengan mempertimbangkan aliran samping setempat dan berbagai kondisi iklim.

"Tim di Betolar memiliki pengetahuan, pengalaman lokal, dan ambisi untuk membantu transisi ke material konstruksi ramah lingkungan," kata Direktur Pengembangan Bisnis Betolar di Asia Tenggara Matti Naakka.

Adapun, pemerintah Indonesia menetapkan tiga strategis bisnis dan ekonomi, yang salah satunya adalah pengembangan ekonomi hijau.

Indonesia perlu mengurangi emisi Gas Rumah Kaca di seluruh masyarakat untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060 atau lebih awal.

Indonesia juga berkomitmen untuk menurunkan emisi sebanyak 26 persen pada 2030 dengan sumber daya nasional dan hingga 41 persen jika mendapatkan dukungan dan kerja sama internasional.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022