Swiss tertarik masuk ke Indonesia khususnya terhadap 'sustainable energy' dan infrastruktur
Davos, Swiss (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melakukan pertemuan bilateral dengan Economiesuisse dan beberapa CEO perusahaan asal Swiss guna memperkuat kerja sama di bidang energi berkelanjutan.

"Sekarang, kita punya project suistanble council dengan mereka, Swiss tertarik masuk ke Indonesia khususnya terhadap sustainable energy dan infrastruktur," kata Ketua Komite Bilateral Swiss Kadin Francis Wanandi usai pertemuan bilateral dengan Economiesuisse di Indonesia Pavilion, Davos, Swiss, Selasa malam waktu setempat.

Pada pertemuan yang menjadi bagian dari raodshow B2O tersebut, lanjut Francis, kedua delegasi merencanakan proyek dengan membuat cetak biru mengenai hal-hal yang bisa dibantu oleh perusahaan Swiss, baik dari sisi teknologi, investasi hingga tenaga kerja.

"Kita bikin kelompok, ada yang asosiasi, ada yang perusahaan untuk berkolaborasi. Nanti, kita juga ajak mitra-mitra Indonesia yang mau masuk ke bidang sustainability dan kita buat business matching di situ," ujarnya.

Industri tekstil menjadi salah satu poin besar yang dibahas pada pertemuan tersebut karena industri tekstil merupakan industri kedua yang merusak lingkungan.

Perusahaan Swiss mempunyai sejumlah teknologi yang bisa mengurangi polusi dan waste management, sehingga perusahaan Swiss menyambut dengan baik penawaran dari asosiasi tekstil Indonesia.

"Mereka punya teknologi dan mitra, jadi kita bicara tentang bagaimana Swiss bisa membantu, apalagi kita tahu industri tekstil Indonesia cukup besar dan itu yang kita harapkan ada peningkatan," tutur Francis.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid pada pertemuan tersebut menuturkan bahwa Indonesia mempunyai program Kadin Net Zero Hub untuk mengurangi gas rumah kaca yang menjadi tempat untuk saling berbagi informasi, pengetahuan, hingga berbagi alat bagi sesama perusahaan swasta.

"Kami mempunyai working group dan sangat terbuka untuk partisipan. Selain itu, human capital development juga menjadi kunci penting jika berbicara tentang sustainable developmeny," katanya.

Lebih lanjut Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani menegaskan pembahasan mengenai sustainable energy juga menjadi perhatian Indonesia dalam Presidensi G20 dan Kadin sebagai penyelenggara B20.

"Kadin mengangkat semua isu tersebut dan kami ingin menunjukkan bahwa kami serius tentang ini dan kami mempunyai project. Melalui Presidensi G20 Indonesia dan Kadin di B20, Presiden ingin kami ada hasil dan tidak hanya pembahasan kebijakan saja," katanya yang juga turut hadir dalam pertemuan itu.

Meskipun Swiss bukan anggota G20, Kadin berharap bisa menjadi mitra Indonesia di masa depan khususnya melalui project sustainable council kemitraan Indonesia dan Swiss bisa terus berlanjut.

Adapun hasil dari pertemuan bilateral tersebut selanjutnya akan dievaluasi pada Juni 2022, sehingga pada November mendatang saat penyelenggaraan B20 Summit, Kadin telah mempunyai sebuah konsep yang bisa direalisasikan.

Baca juga: Promosikan forum B20, KADIN Indonesia lakukan tur Eropa
Baca juga: Kadin harap konflik Ukraina-Rusia tak surutkan minat B20
Baca juga: Kadin bawa materi Business 20 di World Economic Forum


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022