Surabaya (ANTARA) - Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya bersama tim pakar menegaskan kesiapannya memproduksi vaksin mencegah kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak.

Kepala Pusvetma Surabaya Edi Budi Susila menyebut pengembangan dilakukan dengan metode kultur jaringan untuk membuat vaksin inaktif (Killed vaccine).

"Vaksin tersebut merupakan jenis vaksin yang mengandung virus yang sudah dimatikan dengan suhu panas, radiasi, atau bahan kimia," ujarnya usai mengikuti menggelar rapat koordinasi percepatan penanganan dan pengendalian PMK di Surabaya, Rabu.

Baca juga: Gubernur Jatim sampaikan ternak di 15 kabupaten/kota terbebas PMK

Ie menjelaskan bahwa proses ini membuat virus tetap utuh, namun tidak mempunyai kemampuan untuk berkembang biak.

"Ini berfungsi untuk melindungi hewan ternak yang belum terjangkit dari penularan PMK. Untuk yang sudah terjangkit akan kami maksimalkan pengobatan dan perawatannya," ucap dia.

Di sisi lain, upaya edukasi bagi para peternak juga masif dilakukan dengan sinergi dari berbagai pihak.

Sebab, kata Edi, di beberapa daerah masih ditemukan adanya petani tidak paham penanganan hewan ternak yang terindikasi tertular PMK.

Baca juga: Ribuan ternak di Lombok Timur terjangkit PMK

"Berikan vitamin agar imunitasnya bertambah dan mencegah penularan. Cuci mulut sapi dengan NaCL, lalu bersihkan kandang dengan disinfektan setiap pagi dan sore. Pastikan juga kebersihan kandang dan alatnya selalu terjaga," katanya.

Edi Budi mengatakan pihaknya bersama jajaran Pusvetma dan Tim Pakar sangat terbuka apabila ada penambahan guru besar dari wilayah lain untuk turut bergabung dalam upaya percepatan penanganan PMK hewan ternak melalui pembuatan vaksin.

"Kami sangat terbuka jika Gubernur Khofifah merekomendasikan guru besar dari tempat lain untuk bergabung guna percepatan pembuatan vaksin ini," tuturnya.

Sementara itu, berdasarkan data Posko Terpadu Penanganan PMK Hewan Ternak Pemprov Jatim, per 24 Mei 2022 sebanyak 8.794 ekor sapi terjangkit PMK.

Dari total tersebut, sebanyak 1.482 ekor sapi telah dinyatakan sembuh.

Untuk sebaran kasus di Jatim, terdapat lima wilayah yang tercatat memiliki jumlah kasus PMK Hewan Ternak aktif, yakni Lumajang dengan 1.595 kasus, Gresik 1.531 kasus, Mojokerto 1.175 kasus, Probolinggo 972 kasus, serta Sidoarjo 862 kasus.

Dari total 38 kabupaten/kota di Jatim, sebanyak 15 daerah dinyatakan berstatus "zona hijau" atau terbebas dari wabah PMK pada hewan ternak.

Baca juga: Disnakkan Boyolali lacak 4.473 ekor hewan ternak cegah PMK

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022