Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terus memperluas peluang kerjasama dengan swasta untuk memanfaatkan bonus demografi, antara lain dengan Coca Cola yang telah memiliki jumlah konsumen cukup besar di Indonesia.

"Indonesia merupakan pasar dan hub potensial bagi Coca Cola di regional Asia Tenggara, mengingat Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, dan negara dengan populasi terbanyak di kawasan Asia Tenggara,” ujar Airlangga dalam pertemuan dengan CEO Coca Cola James Quincey, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi, Kamis.

Adapun jumlah kelas menengah Indonesia terus meningkat dari hanya 7 persen dari total populasi atau setara 14,1 juta orang di 2002 menjadi 57,3 juta orang pada 2019.

"Angka tersebut juga diprediksi masih akan terus meningkat mengingat demographic dividend atau bonus demografi yang akan dilalui Indonesia pada 2045 mendatang," kata Airlangga.

Airlangga menyampaikan, saat ini Indonesia telah melakukan reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja untuk memudahkan calon investor membangun usahanya di Indonesia, salah satunya melalui mekanisme perizinan berusaha berbasis risiko (OSS).

Baca juga: Menko Airlangga ajak investor berinvestasi di momen emas Indonesia

Pemerintah juga membuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang meliputi pergudangan, distribusi, teknologi informasi, dan sumber daya manusia, serta menawarkan insentif pajak di kawasan untuk mendorong investasi.

"Hal itu menjadikan Indonesia bukan hanya menarik dari segi pemasaran karena demografi yang muda dan produktif, tetapi juga karena infrastruktur pendukung yang semakin siap dalam mempermudah operasional perusahaan di Indonesia," imbuhnya.

Menko Airlangga turut menyampaikan pandangannya agar Coca Cola dapat melakukan diversifikasi usaha dengan bahan baku buah kelapa, mengingat Indonesia memiliki lahan kelapa yang luas dan menghasilkan banyak buah.

"Di sisi lain, diversifikasi tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan pekebun kelapa yang mayoritas adalah pekebun kecil atau smallholder farmer, dan memberikan multiplier effect yang besar," katanya.

Baca juga: Airlangga sampaikan soal terobosan pendanaan di forum G20

Baca juga: Airlangga: ASEAN alami percepatan transformasi digital yang signifikan


Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022