Pekalongan (ANTARA News) - Para nelayan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengeluhkan beredarnya ikan impor di pasaran daerah setempat karena mengakibatkan pendapatan mereka turun.

Ketua Asosiasi Nelayan Purse Seine Indonesia Kota Pekalongan, Mufid, di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa mebludaknya ikan impor di pasar Kota Pekalongan mengakibatkan pendapatan nelayan turun, selain juga menyebabkan pajak retribusi tempat pelelangan ikan (TPI) setempat merosot.

"Yang jelas, harga ikan impor tersebut dijual lebih murah jika dibanding dari hasil tangkapan ikan nelayan setempat. Tentunya dengan persaingan harga seperti itu mengakibatkan pendapatan nelayan dan TPI juga turun," katanya.

Menurut dia, ikan impor itu dijual pedagang dengan mengunakan mobil boks dan truk di sekitar lingkungan TPI Kota Pekalongan. Ikan impor yang dijual itu, katanya, layaknya jenis ikan layang dan tongkol kecil.

Ia mengatakan, pihaknya tidak mengetahui persis asal negara yang mengeskpor ikan tersebut karena barang lauk tersebut tidak ada lebelnya.

"Jenis ikan layang dan tongkol itu dijual pedagang seharga sekitar Rp5 ribu per kilogram atau lebih murah dibanding ikan lokal yang sama Rp7.000 per kilogram," katanya.

Dengan maraknya beredarnya ikan impor tersebut, ia mengemukakan, Asosiasi Nelayan Purse Seine Kota Pekalongan dan pemerintah kota setempat harus ikut mengawasi peredaran ikan tersebut.

"Kami menduga ikan olahan impor itu mengandung obat kimia sehingga dikhawatirkan akan menganggu kesehatan jiwa manusia, karena itu Pemkot Pekalongan harus ikut mengawasi peredaran ikan impor tersebut," katanya.

Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Pekalongan, Setyo Susilo, mengatakan bahwa telah menerima informasi adanya peredaran ikan impor di Kota Pekalongan.

Selain ikan impor, katanya, sejumlah pasar tradisional Kota Pekalongan pada sepekan terakhir ini juga dibanjiri komoditas sayuran impor dari Thailand dan Hongkong yang dijual lebih murah dari harga sayuran lokal.

"Sayuran impor jenis wortel dan kentang, serta ikan impor pada sepekan terakhir memang membanjiri pasar tradisional. Padahal, izin peredaran sayuran impor hanya dijual di super market bukan dijual di pasar tradisional," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011