Inisiasi desa wisata digital bertujuan untuk memperluas pasar melalui e-commerce dan penguatan rantai pasok digital, kemudahan akses pendanaan dan pembiayaan, penggunaan skema pembayaran digital, percepatan pengembangan bisnis, serta pembinaan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menginisiasi desa wisata digital di Kampung Setu Babakan, Jakarta Selatan, bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beserta BNI dan sejumlah perusahaan rintisan.

"Inisiasi desa wisata digital bertujuan untuk memperluas pasar melalui e-commerce dan penguatan rantai pasok digital, kemudahan akses pendanaan dan pembiayaan, penggunaan skema pembayaran digital, percepatan pengembangan bisnis, serta pembinaan,” ucap Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf Anggara Hayun Anujuprana dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat.

Adanya digitalisasi ini diharapkan menciptakan akselerasi perkembangan bisnis yang ada di Setu Babakan dan selanjutnya akan disusun rencana aksi bersama.

Menurut dia, transformasi digital di masa pandemi COVID-19 maupun pasca pandemi melahirkan perubahan secara struktural terhadap cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar, dan bertransaksi yang sebelumnya cenderung dilakukan secara offline.

"Transformasi digital merupakan proses adopsi teknologi digital untuk mengubah proses yang ada sehingga menciptakan hal atau cara baru yang lebih efisien dan produktif," kata Anggara.

Kegiatan ini diikuti oleh tujuh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yakni Sanggar Seban 98 dari pelaku usaha seni pertunjukan, MSC dari pelaku usaha fesyen, Kembang Goyang Mpok Uyun dari pelaku usaha kuliner, Betawi Onlen dari pelaku usaha kriya, Budidaya Kangkung Lele, Bir Pletok Bang Isra dari pelaku usaha kuliner, dan Kelompok Usaha Tani Sirih Kuning dari pelaku usaha tani khas Betawi.

Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenpareraf Selliane Halia Ishak menambahkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk membentuk ekosistem digital.

Menurut dia, hal yang mampu menghidupkan pariwisata adalah industri ekonomi kreatif yang terdiri dari 17 subsektor. Adapun tiga subsektor terbesarnya ialah kuliner, kriya, dan fesyen.

"Untuk UMKM kuliner, kriya, dan fashion yang ada dapat difasilitasi atau didampingi dalam transformasi digital. Misalkan dengan pendampingan tentang bagaimana menampilkan produk yang akan dijual agar terlihat menarik pada e-commerce atau market place," kata Selliane.

Baca juga: Kampung Budaya Betawi Setu Babakan Juara I CHSE Desa Wisata

Baca juga: Pengelola Setu Babakan uji coba kunjungan wisatawan ke Museum Betawi

Baca juga: Menunggu wajah baru Setu Babakan

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022