Sekarang menjadi tanggung jawab kita semua untuk melanjutkan visi dan idealisme Buya.
Jakarta (ANTARA) -
Ketua Umum PBNU K.H. Yahya C. Staquf menyampaikan belasungkawa atas wafatnya tokoh bangsa Prof. Dr. Syafii Maarif, Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1998—2005.
 
"Atas nama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan seluruh keluarga besar NU, saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Buya, kepada keluarga besar NU, kepada keluarga besar Muhammadiyah, kepada segenap bangsa," kata K.H. Yahya C. Staquf di Gedung PBNU Jakarta, Jumat.
 
Gus Yahya mengatakan bahwa Buya Syafii Ma’arif merupakan seorang guru, pengasuh rohani, pembimbing, serta orang tua yang dicintai dan dikasihi.
 
"Kehilangan besar bagi kita semua dengan kepergian Buya," katanya lagi.
 
Disampaikan pula bahwa saat ini menjadi tanggung jawab generasi sekarang untuk melanjutkan kerja-kerja besar yang telah dilakukan oleh Buya Syafii Ma’arif.
 
"Sekarang menjadi tanggung jawab kita semua untuk melanjutkan visi dan idealisme Buya. Semoga berkah dari perjuangan yang digeluti Buya seumur hidup, terus langgeng, memberkahi kita semua di dalam pergulatan kita memperjuangkan kemuliaan bagi peradaban kita bersama," ucapnya.
 
Buya Syafii Maarif wafat pada hari Jumat, 27 Mei 2022, pukul 10.15 WIB di Yogyakarta dalam usia 86 tahun karena sakit sesak napas.
 
NU dan Muhammadiyah memiliki hubungan yang sangat baik. Periode awal Buya Syafii Maarif menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah pada tahun 1998, PBNU dipimpin K.H. Abdurrahman Wahid.
 
Pada tahun 1999, K.H. Hasyim Muzadi menjadi Ketua Umum PBNU. Para tokoh tersebut sering berdiskusi dan berdialog untuk menjaga kukuhnya paham kebangsaan di Indonesia.

Baca juga: Ketua PGI usul Buya Syafii jadi pahlawan nasional

Baca juga: Anwar Abbas kenang Buya Syafii sebagai tokoh yang tak haus kekuasaan

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022