Saya pernah bermain di Persipura U-15, U-18 sekitar tahun 2005 dan 2010, tapi Tuhan tidak mengizinkan saya lanjut di sepak bola setelah mengalami kecelakaan tahun 2016
Biak (ANTARA) - Atlet disabilitas panahan National Paralympic Comitte Papua Daniel Wilson Uyo terus berlatih untuk mewujudkan impiannya meraih medali emas di ajang Internasional ASEAN Para Games XI di Solo Raya pada Juli 2022.

Meski pemusatan latihan nasional ASEAN Para Games XI dijalaninya di Jayapura, Papua namun keinginan dapat merebut medali emas ASEAN Para Games XI menjadi tekad agar dapat tercapai.

"Saya terus berlatih di Jayapura dengan atlet NPC Papua yang terpilih mengikuti pemusatan latihan nasional ASEAN Para Games," ungkap Daniel Uyo.

Baca juga: 18 atlet panahan ikuti seleknas persiapan ASEAN Para Games 2022

Para panahan yang digelutinya saat ini menjadi olahraga yang paling ia senangi setelah gagal menjadi pemain sepak bola profesional akibat kecelakaan lalulintas yang dialaminya 2016.

Bagi Daniel Uyo, dia mendapat banyak ilmu sepak bola karena pernah memperkuat tim Persipura U-15 dan U-18 pada tahun 2005 dan 2010.

Dia Justru tak punya latar belakang memanah, namun tekad yang kuat membuatnya kini menjadi salah satu atlet andalan panahan Papua untuk merebut medali emas Peparnas XVI.

Ia mengakui, tahun 2019 bergabung dengan NPC Papua setelah gagal bermain sepak bola karena kecelakaan.

"Saya pernah bermain di Persipura U-15, U-18 sekitar tahun 2005 dan 2010, tapi Tuhan tidak mengizinkan saya lanjut di sepak bola setelah mengalami kecelakaan tahun 2016," ujarnya.

Selama tiga tahun di rumah, menurut Daniel, saat ada seleksi di NPC Papua mencoba ikut cabang olahraga panahan ini.

"Puji Tuhan bisa lolos dan merebut tiga emas di Peparnas XVI Papua November 2021,"ungkap Daniel Uyo.

Daniel Wilson Uyo mungkin tak pernah menyangka bahwa dirinya tak akan lagi melanjutkan kiprahnya sebagai pesepak bola. Mengalami kecelakaan pada tahun 2016, ia harus mengubur mimpi menjadi pesepak bola profesional di tim kebanggaan masyarakat Papua "Mutiara Hitam" Persipura Jayapura.

Namun bagi pria berusia 27 tahun itu masa lalu bukan untuk disesali tetapi bagian jalan hidup yang harus diterimanya sebagai cobaan dari Tuhan yang maha kuasa.

Meski kaki dan tangannya harus diamputasi akibat musibah kecelakaan yang dialaminya pada 2016, atlet NPC Papua Daniel Wilson Uyo masih tetap bersemangat untuk berjuang menjalani hidup.

"Saya sendiri targetkan ingin bisa meraih medali emas, di nomor recurve, mix team dan beregu pada ajang internasional ASEAN Para Games 2022 di Solo Raya,”ujarnya.

Targetnya itu tak muluk-muluk bisa dicapai karena ingin terus berprestasi membawa nama Papua dan Indonesia di kancah nasional hingga internasional.

Menyadari harapannya sebagai pesepak bola sudah sirna, Daniel Uyo pun mendapatkan kesempatan manis untuk bergabung bersama NPC Papua sejak 2019.

Ajang para panahan yang digelutinya saat ini di bawah NPC Papua justru membuka peluang besar akan menjadi juara untuk membawa harum Papua dan Indonesia.

Baca juga: Tujuh atlet panahan NPCI jalani pelatnas APG 2022

Dukungan NPC Papua

Terpilihnya kembali pengurus NPC Papua periode 2022-2027 dipimpin ketuanya H.Jaya Kusuma memberikan harapan besar akan kemajuan organisasi NPC Papua.

Daniel Uyo menilai, sosok Ketua NPC Papua terpilih Jaya Kusuma punya hati tulus dan komitmen besar untuk meningkatkan prestasi olahraga disabilitas di Papua.

"Sebagai atlet para panahan NPC Papua saya mendukung penuh program kerja dan kepemimpinan Ketua terpilih Jaya Kusuma,"ungkap Daniel Uyo.

Figur ketua NPC Papua terpilih Jaya Kusuma, menurut Daniel Uyo, punya perhatian khusus kepada atlet disabilitas di tanah Papua.

Hal itu dibuktikan Jaya Kusuma, lanjut Daniel Uyo, telah memberikan bonus kepada atlet NPC Papua peraih medali di ajang Peparnas XVI Papua 2021.

"Kedepannya organisasi maupun atlet binaan NPC Papua dipimpin Jaya Kusuma bisa terus berjaya dan menjadi juara di setiap event olahraga bagi penyandang disabilitas," harap Daniel Uyo.

Para atlet NPC Papua yang sedang menjalani pemusatan latihan nasional berharap doa dan dukungan dari masyarakat di tanah Papua supaya pada ajang ASEAN Para Games 2022 bisa meraih kemenangan dan menyabet medali emas.

Baca juga: 27 atlet NPC Papua ikuti pemusatan latihan ASEAN Para Games 2022


Prioritas atlet kabupaten

Sementara itu, Ketua NPC Papua terpilih Jaya Kusuma mengatakan, pada periode kepengurusan NPC Papua periode 2022-2027 prioritas pembinaan atlet di kabupaten/kota Provinsi Papua.

Jaya mengakui, potensi atlet NPC kabupaten di Papua belum maksimal ditangani organisasi olahraga khusus penyandang disabilitas.

"Saya harap pembentukan NPC kabupaten di Papua perlu segera dilakukan sehingga wadah ini dapat membantu pembinaan potensi talenta atlet penyandang disabilitas," harap Jaya Kusuma.

Diakuinya, untuk mewujudkan pembinaan atlet NPC di kabupaten/ kota Papua pihaknya akan menggandeng Fakultas ilmu keolahragaan Universitas Cenderawasih Jayapura untuk melakukan pendataan atlet.

Jaya Kusuma menyebut, pendataan atlet disabilitas sesuai dengan usulan karakteristik potensi atlet di wilayah adat.

"Lima wilayah adat di antaranya Tabi, Saereri, Meepago Lapago dan Anim Haa punya banyak potensi atlet disabilitas yang belum tersentuh dengan baik pembinaannya," ungkap Jaya Kusuma.

Ia berharap, melalui pembinaan atlet NPC Papua secara terprogram dan kesinambungan ke depannya bisa menjadikan atlet handal Papua maupun untuk kontingen Merah Putih di ajang internasional.

Tugas lain yang juga dipersiapkan NPC Papua, menurut Jaya Kusuma, mulai menata program pemusatan latihan daerah untuk menghadapi Peparnas XVII di Aceh-Medan 2024.

"Bagaimana kontingen NPC Papua bisa mempertahankan prestasi juara umum Peparnas XVI Papua dengan menyabet 127 medali emas, ya ini tugas berat untuk kita upayakan pertahankan," harap Jaya Kusuma.

Pada pemusatan latihan nasional ASEAN Para Games XI di Solo Raya pada Juli 2022 sebanyak 27 atlet NPC Papua terpilih mengikuti pemusatan latihan.

Bagi NPC Papua terpilihnya 27 atlet penyandang disabilitas mengikuti pemusatan latihan nasional ASEAN Para Games XI merupakan yang terbesar dalam sejarah bagi Provinsi Papua setelah 59 tahun bergabung kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 1 Mei 1963.

Baca juga: 21 atlet disabilitas Papua ikut pelatnas

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022