Paris (ANTARA News/AFP) - Dua tentara anggota Legiun Asing Prancis di Afghanistan pada Kamis ditembak mati seorang pria mengenakan seragam tentara Afghanistan, kata kepresidenan Prancis.

"Dalam tugas dukungan dengan Tentara Kebangsaan Afghanistan (ANA) di lembah Tagab, dua bintara luka parah oleh tembakan sengaja dari satu tentara Afghanistan," kata pernyataan.

Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO pimpinan Amerika Serikat sebelumnya mengumumkan kematian dua tentara tanpa menyebut kewarganegaraan mereka.

Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu, yang dikatakannya menyasar pasukan Prancis di propinsi Kapisa, timur ibukota Afghanistan, Kabul.

Kelompok itu, yang 10 tahun melancarkan perlawanan melawan ISAF dan pasukan Afghanistan, juga menyatakan berada di balik serangan bom jalanan di propinsi selatan, Helmand, yang menewaskan 10 polisi setempat.

Dalam pernyataan itu, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyatakan "tekad Prancis terus bekerja dalam ISAF untuk membangun kembali perdamaian dan ketenangan" di Afghanistan.

Menteri Pertahanan Prancis Gerard Longuet menyatakan kejadian tersebut tidak akan memengaruhi kerjasama Prancis dengan ANA.

"Kejadian terpisah itu sama sekali bukan masalah alur peralihan unntuk menyerahkan tanggung jawab keamanan ke tentara Afghanistan," katanya.

Dua kematian itu menjadikan 78 jumlah tentara Prancis tewas di Afghanistan sejak pasukan Prancis ditempatkan di sana pada akhir 2001. Tahun ini menjadi yang paling berdarah bgi Prancis sejauh ini, dengan 26 tewas.

Prancis memiliki sekitar 3.700 tentara di negara terkoyak perang itu, terutama d provinsi Kabul dan Kapisa.

Sedikit-dikitnya, 561 tentara asing tewas di Afghanistan pada tahun ini, kata laman mandiri iCasualties.org.

Sejumlah 711 tentara asing tewas untuk seluruh 2010, yang menjadikan tahun itu paling mematikan bagi pasukan asing di Afghanistan.

Sejumlah 2.844 tentara asing tewas di Afghanistan sejak serbuan pada 2001, dengan Amerika Serikat menderita korban terbanyak dengan 1.859 orang, diikuti Inggris dengan 393, Kanada (158), Prancis (78), Jerman (53), Italia (42), Denmark (42), Polandia (35), Spanyol (34), Australia (32), Belanda (25), dan sisanya dari negara lain.

Taliban menggunakan IED, yang mudah dan murah dibuat, sebagai senjata unggulan dalam perang sedasawarsa melawan Amerika Serikat dan sekutunya itu, yang sudah menewaskan lebih dari 50 persen korban di kalangan tentara asing.

Pejuang garis keras itu, yang memerintah Afghanistan dari 1996 hingga 2001 saat serbuan pimpinan Amerika Serikat, melancarkan perlawanan 10 tahun untuk mengusir tentara Barat dan kembali ke kekuasaan.

Taliban digulingkan akibat tidak mau menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh mendalangi serangan terhadap Amerika Serikat tiga bulan sebelumnya.

Sekitar 140.000 tentara asing dari sekitar 45 negara tergabung dalam pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat di negara terkoyak perang Afghanistan dengan pasukan tempur asing dijadwalkan ditarik pada akhir 2014.

Amerika Serikat adalah negara pengirim tentara dengan jumlah terbesar, sekitar 100.000 serdadu.

Kendati seluruh pasukan tempur dijadwalkan pergi pada akhir 2014, ribuan dari mereka diperkirakan tinggal untuk "melatih dan mendampingi" pasukan setempat.
(B002/H-AK) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011