Kota Gaza (ANTARA News) - Pejuang Palestina menembakkan dua roket ke Israel selatan, Kamis, setelah sejumlah pesawat tempur Israel menyerang "lokasi teror" di Jalur Gaza, kata militer.

Roket pertama, yang mendarat di sebuah ladang terbuka Kamis pagi, diklaim oleh kelompok pejuang Komite Perlawanan Rakyat dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke AFP.

Roket kedua mendarat pada sore hari, kata militer, dengan menambahkan bahwa tidak ada korban atau kerusakan dalam kedua serangan itu.

Pada Rabu tengah malam, pesawat-pesawat tempur Israel menyerang sasaran yang mereka sebut "lokasi teror" di Gaza tengah dan utara sebagai pembalasan atas serangan roket dari wilayah itu.

"Pesawat angkatan udara Israel menyerang sebuah lokasi kegiatan teror di Jalur Gaza tengah, dan sebuah terowongan teror di Jalur Gaza utara," kata militer dalam sebuah pernyataan, dan serangan itu dilakukan sebagai pembalasan setelah lima roket mendarat di Israel namun tidak menimbulkan korban atau kerusakan.

Sumber-sumbver keamanan Palestina mengatakan, serangan udara itu menghantam sebuah tempat pelatihan yang digunakan oleh gerilyawan Jihad Islam di dekat Gaza tengah dan sebuah tempat pelatihan lain di sebelah timurlaut Gaza milik sayap bersenjata Hamas. Tidak ada korban dalam serangan-serangan itu.

Serangan-serangan udara Israel ke Jalur Gaza menewaskan sedikitnya satu orang Palestina dan mencederai sekitar 20 lain pada Selasa larut malam.

Militer Israel mengatakan, serangan udara itu dilakukan terhadap sasaran "jihad global" di wilayah Palestina yang merencanakan serangan-serangan lintas batas dari negara tetangga, Mesir.

Kekerasan berlangsung di dan sekitar Gaza pada November namun tidak memburuk ke tingkatan seperti yang terjadi pada 29-30 Oktober yang menewaskan 12 gerilyawan Palestina dan seorang warga Israel.

Kelompok-kelompok pejuang Palestina menyatakan, mereka melaksanakan gencatan senjata yang ditengahi Mesir namun akan membalas jika diserang Israel.

Daerah sekitar perbatasan Gaza relatif tenang selama beberapa pekan setelah gelombang kekerasan pasca serangan gerilya 18 Agustus di Israel selatan yang menewaskan delapan orang Israel.

Para pejabat Israel mengatakan, pelaku serangan itu berasal dari Jalur Gaza dan menyeberang ke wilayahnya dekat kota pesisir Laut Merah Eilat melalui Semenanjung Sinai Mesir.

Lima personel keamanan Mesir dan tujuh orang bersenjata juga tewas dalam kekerasan pada hari itu.

Suasana memanas antara Hamas dan Israel sejak serangan lintas-batas itu. Sejumlah orang Palestina tewas dalam gempuran-gempuran udara Israel ke Gaza setelah itu.

Bulan Juli terjadi kenaikan dalam serangan roket dan proyektil lain yang ditembakkan dari Gaza ke Israel, mengakhiri bulan-bulan tenang setelah meletusnya kekerasan pada April ketika sebuah rudal anti-tank menghantam bis sekolah Israel, yang menewaskan seorang remaja.

Israel membalas serangan itu dengan gempuran udara yang menewaskan sedikitnya 19 orang Palestina dalam kekerasan mematikan sejak ofensif 22 hari di Gaza pada Desember 2008 hingga Januari 2009.

Israel meluncurkan perang 22 hari itu dengan dalih untuk menghentikan serangan-serangan roket dan mortir.

Jumlah serangan dari wilayah kantung Palestina itu mengalami penurunan dramatis sejak perang itu, meski sepanjang tahun 2010 hampir 200 roket ditembakkan ke Israel, kata militer.

Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa empat tahun lalu.

Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza dua tahun lalu dengan dalih untuk menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel, sepuluh dari mereka prajurit, tewas selama perang itu.

Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris, demikian AFP melaporkan.

(SYS/M014)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011