Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja terbaik kedua di kawasan Asia Pasifik pada 2011 setelah bursa efek Filipina.

"IHSG BEI merupakan indeks saham dengan kinerja terbaik ke dua pada 2011 setelah bursa efek Filipina bila dibandingkan dengan indeks-indeks saham lain di kawasan Asia Pasifik yang justru negatif setahun ke belakang," ujar Direktur Utama BEI, Ito Warsito di Jakarta, Jumat.

Ito Warsito mengemukakan, IHSG pada akhir perdagangan pada Kamis (29/12) tahun ini ditutup di posisi 3.808,77 atau menguat 2,84 persen dibanding posisi penutupan pada akhir tahun 2010 yang berada di posisi 3.703,51.

Dalam data yang dikeluarkan BEI, bursa Filipina naik 4,07 persen menjadi 4.371,96 pada 29 Desember 2011 dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama di posisi 4.201,14.

Ia menambahkan, seiring dengan kenaikkan IHSG, maka nilai kapitalisasi pasar dan transaksi saham di BEI mengalami peningkatan sebesar 8,54 persen menjadi Rp3.524,48 triliun per 29 Desember 2011 dibanding akhir tahun 2010 sebesar Rp3.257,10 triliun.

Ia mengatakan, total transaksi di BEI sepanjang 2011 mencapai Rp1.220,67 triliun, angka itu meningkat sebesar 3,78 persen dari total nilai transaksi saham sepanjang 2010 sebesar Rp1.176,24 triliun.

"untuk transaksi rata-rata harian juga mengalami peningkatan dari Rp4,80 triliun per hari pada 2010 menjadi Rp4,96 triliun per hari pada 2011," kata Ito Warsito menambahkan.

Ia menambahkan, dilihat dari nilai bersih transaksi saham yang dilakukan oleh investor asing sepanjang 2010 terjadi aliran masuk (net inflow of foreign capital) sebesar Rp20,98 triliun.

"Angka itu meningkat cukup signifikan sepanjang 2011 menjadi Rp23,87 triliun hinga 29 Desember 2011," kata dia.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito menambahkan, meski periode Januari-Desember IHSG tercatat hanya tumbuh dua persen, masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain.

"Jika dibandingkan bursa negara lain, bursa kita masih lebih baik, kinerja IHSG tergerus oleh sentimen negatif eksternal yang cukup kuat sehingga menahan penguatan IHSG," ujar dia.
(T.KR-ZMF/A011) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011