Kami antisipasi siapkan tim DVI Polda Sulsel. Tindak lanjutnya, kami buka posko di Pelabuhan Paotere.
Makassar (ANTARA) - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) menyiapkan tim forensik dengan mendirikan posko Disaster Victim Indentification (DVI) untuk mengidentifikasi jika ada korban Kapal Motor Ladang Pertiwi 2 ditemukan, baik dalam keadaan selamat maupun meninggal dunia.

"Kami antisipasi siapkan tim DVI Polda Sulsel. Tindak lanjutnya, kami buka posko di Pelabuhan Paotere," kata Kepala Bidang Biddokes Polda Sulsel Kombes Pol Yusuf M, di pelabuhan setempat, Minggu.

Ia menjelaskan, tugas DVI untuk melakukan identifikasi terhadap para korban dan memudahkan pemeriksaan apabila ditemukan korban meninggal dunia dalam kecelakaan kapal tersebut.

"Tugas kami antara lain untuk mengimbau masyarakat yang ada keluarganya, yang merasa kehilangan dan sampai sekarang belum kembali, segera melapor ke posko DVI di Pelabuhan Paotere ini," katanya pula.

Selain itu, tugas tim DVI dalam menunjang identifikasi, kata dia, membutuhkan data ante mortem dari pihak keluarga. Data tersebut misalnya, membawa identitas KTP, ijazah yang ada sidik jari, termasuk data medis yang bersangkutan, seperti pernah berobat gigi.

Data itu dibutuhkan sebagai data ante mortem dari pihak keluarga. 

"Dalam hal ini, kami perlukan data itu untuk melakukan rekonsiliasi bila ada korban yang meninggal. Itu tindakan pertama. Tim DVI terdiri dari 26 personel dengan pembagian tim ante mortem, tim post mortem, dan tim rekonsiliasi," kata Kombes Yusuf menjelaskan.

Saat ditanyakan apakah DVI akan menyiapkan kantong jenazah bagi para korban yang ditemukan meninggal dunia, Yusuf mengatakan, pihaknya selalu menyiapkan peralatan yang berkaitan dengan musibah ini.

"Kemungkinan terjelek kalau misal ada korban (meninggal), post mortem siapkan. Termasuk kantong jenazah dan tempat identifikasi, kami siapkan di Instalasi Forensik Biddokkes Rumah Sakit Bhayangkara, kami siap di sana," katanya pula.

Sedangkan untuk ante mortem, data-data korban saat yang bersangkutan masih hidup, mesti disiapkan, itu berarti didapatkan data dari pihak keluarga. Sedangkan post mortem adalah pemeriksaan jenazah atau jasad yang sudah ditemukan untuk dicocokkan dengan data ante mortem.

 
Suasana di Posko DVI, Pelabuhan Rakyat Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (29/5/2022). ANTARA/Darwin Fatir.


"Tapi, semoga selamat semua. Kalau misalnya ada, hari kedua, ketiga dan itu data post mortem yang kami lakukan itu diidentifikasi. Hasil identifikasi data ante mortem dan post mortem, kami lakukan rekonsiliasi, kami cek, bisa berdasarkan data gigi, dan sidik jari," ujarnya kembali menjelaskan.

Setelah semua dirampungkan pemeriksaan dan teridentifikasi, maka setelah itu diserahkan kepada pihak keluarga. Untuk data ante mortem belum diterima tim DVI Polda Sulsel.

"Sejauh ini belum ada (data ante mortem). Makanya, kami sosialisasi ke keluarga yang ada laporan naik kapal dan belum kembali. Nah ini, kami perlukan juga data properti dan data rekonsiliasi," katanya pula.

Sebelumnya, KM Ladang Pertiwi 2 yang bertolak dari Pelabuhan Rakyat Paotere pada Rabu (25/5). Kapal ini hendak menuju ke beberapa pulau yaitu Pulau Pemantauan, Pulau Masalima, Pulau Salirian, Pulau Pamalikan.

Kapal tersebut dikabarkan tenggelam pada Kamis (26/5) pukul 03.30 WITA di bagian selat Makassar, dan baru ketahui dari informasi pada Jumat (26/5) pukul 13.00 WITA. Kapal kayu ini dikabarkan membawa 42 orang penumpang, 17 di antaranya dinyatakan selamat, 25 orang lainnya masih dicari.

Namun demikian, data sementara dari berbagai sumber yang masuk ke posko induk di Pelabuhan Paotere tercatat 60 orang penumpang.
Baca juga: Basarnas-Polda Sulsel mendirikan posko induk di Paotere
Baca juga: KM Ladang Pertiwi kecelakaan belasan penumpang selamat

 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022