Ambon (ANTARA) - Kepala Balai Taman Nasional Manusela, MHD. Zaidi menyatakan, setelah ada peraturan kunjungan para pendaki Gunung Binaiya dibatasi kuota 30 persen, kini ada peluang pendakian Binaiya dibuka hingga 70 persen.

 

“Karena mengingat kondisi pandemi juga ya, pemerintah sekarang juga sudah memberi kelonggaran, jadi tidak menutup kemungkinan kita bisa terima sampai 70 persen pengunjung,” kata Kepala Balai TN Manusela, Zaidi, kepada ANTARA, Senin.

 

Kata Zaidi, ini akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari 30 persen, akan dinaikkan jadi 50 persen, baru kemudian 70 persen, bahkan hingga 100 persen nantinya, tergantung juga dari kebijakan pemerintah terkait COVID-19.

 

“Nanti bertahap, kalau perkembangannya bagaimana, kita buka sampai 70 persen. Cuma kan sampai saat ini alhamdulillah belum ada kendala berat. Artinya terkait dengan perkembangan COVID-19 yang sampai saat ini belum ada laporan, dampak dari peningkatannya. Jadi saya pikir besar peluang kita untuk kita naikkan kuotanya,” terangnya.


Baca juga: Pakis binaiya di Maluku hampir punah karena gangguan ekosistem

Baca juga: Data arkeologi Huamual-Manusela ditelusuri Balai Arkeologi Maluku

 

Ia mengaku, sampai saat ini masih tetap menggunakan kuota 30 persen, sambil melihat perkembangan-perkembangan, kalau tidak ada kendala yang signifikan, kemungkinan lanjutnya, kuotanya akan dinaikkan jadi 50 persen.

 

“Cuma saya pikir belum terlalu mendesak karena kondisi sekarang jumlah pendaki juga belum mencapai kuota yang sudah kita tetapkan. Tapi kalau seandainya itu sudah memenuhi kuota, itu bisa kita buka 50 persen. Dan tidak menutup kemungkinan kita bisa buka sampai 70 persen,” sebutnya.

 

Menurut Zaidi, sejauh ini, setelah Binaiya dibuka, sejak (24/03) lalu, pengunjung binaiya sampai saat ini pendakinya baru 8 orang.

 

“Kemarin itu ada dua orang, kemudian tujuh orang, tapi sudah ada kelompok yang sampai 12 orang. Namun yang jelas belum sampai ke jumlah yang kita siapkan yaitu 30 persen,” ujarnya.
 

Zaidi juga menyampaikan, sejauh ini belum ada pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pendaki Binaiya, seperti meninggalkan sampah, atau merusak tumbuhan liar.

 

“Sampai saat ini belum ada kita lihat ada pendaki yang meninggalkan sampah dan apa pun itu kan sudah diwanti-wanti, dan pada umumnya pendaki binaiya itu sudah profesional jadi sudah paham etika pendakian,” tandasnya.

 

Ia menjelaskan, karena setiap pendaki yang ingin melakukan pendakian, mereka wajib lapor di kantor balai, kemudian akan ada imbauan dan arahan kepada para pendaki terkait perilaku saat melaksanakan pendakian.

“Jadi imbauan seperti itu akan kita sampaikan kepada para pendaki, dan mudah-mudahan ini juga akan menjadi konsen juga bagi teman-teman,” pungkas Zaidi.


Baca juga: Pelaku perburuan satwa liar di Taman Nasional Manusela diringkus

 

Pewarta: Winda Herman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022