Nikkei naik setelah kenaikan Wall Street, yang didukung oleh berkurangnya kekhawatiran atas inflasi AS yang berlebihan
Tokyo (ANTARA) - Indeks saham Nikkei Jepang berakhir lebih dari dua persen lebih tinggi pada Senin, setelah data konsumen AS meredakan kekhawatiran atas inflasi yang berlebihan dan terus mendorong kebijakan moneter agresif Federal Reserve AS.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo terangkat 587,75 poin atau 2,19 persen menjadi 27.369,43 poin, menandai level penutupan tertinggi sejak 21 April.

Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas berakhir 35,14 poin atau 1,86 persen lebih tinggi pada 1.922,44 poin.

Pialang domestik mengatakan bahwa investor berbesar hati dengan data untuk April yang menunjukkan bahwa inflasi di AS melambat, meningkatkan prospek Federal Reserve AS mungkin akan mengurangi pengetatan moneter yang agresif.

Secara khusus, mereka menunjuk ke indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) terbaru yang naik 0,2 persen. Ini menandai kenaikan terkecil sejak November 2020, setelah melonjak 0,9 persen pada Maret.

Indeks meningkat 6,3 persen setelah lompatan 6,6 persen pada Maret untuk 12 bulan hingga April, mereka juga menyoroti, menambahkan bahwa belanja konsumen AS naik lebih besar dari yang diharapkan pada April, menurut laporan terpisah.

"Nikkei naik setelah kenaikan Wall Street, yang didukung oleh berkurangnya kekhawatiran atas inflasi AS yang berlebihan," kata Maki Sawada, ahli strategi di departemen konten investasi Nomura Securities Co.

"Data tersebut memicu spekulasi bahwa The Fed mungkin tidak akan mengejar kebijakan moneter yang terlalu agresif," kata Sawada.

Ahli strategi pasar lainnya sependapat, dengan Shingo Ide, kepala strategi ekuitas di NLI Research Institute mengatakan, "Investor untuk sementara lega dengan data AS, karena kekhawatiran bahwa Fed akan mendorong kebijakan moneter yang agresif surut."

Sebanyak 1.681.740.000 saham berpindah tangan, naik dari volume pada Jumat (27/5) sebanyak 1.168.390.000 saham, dengan nilai transaksi mencapai 4.301,85 miliar yen (33,79 miliar dolar AS).

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022