kami minta peternak tenang, tidak panik
Kediri (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri, Jawa Timur, menemukan terdapat tujuh ternak yang diketahui suspek penyakit mulut dan kuku, sehingga langsung dilakukan langkah antisipasi penyebarannya.

"Dua hari ini kami menemukan tujuh suspek PMK (penyakit mulut dan kuku), karena PMK atau tidaknya harus uji laboratorium. Dari tujuh itu, lima kemarin dan sisanya hari ini," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri Mohamad Ridwan di Kediri, Senin.

Ia mengatakan, dari pemeriksaan medis yang dilakukan, kondisi ternak sapi itu mengarah ke sakit PMK, seperti suhu badan tinggi, malas berdiri, dan di bagian mulutnya seperti ada sariawan. Sampel telah diambil untuk dilakukan uji laboratorium lebih lanjut.

"Ternaknya malas berdiri, karena kakinya ada yang sakit. Ada tanda sariawan, makanya untuk makan perlu diloloh," kata dia.

Baca juga: Polda Jatim dirikan 84 pos penyekatan hewan antisipasi PMK
Baca juga: Pemprov Jatim pastikan ketersediaan hewan kurban aman

Pihaknya sudah meminta tim untuk selalu memantau kondisi ternak yang suspek PMK itu. Selain melakukan disinfektan pada ternak dan di sekitarnya, juga memberikan vitamin agar ternak-ternak itu segera pulih.

Kebijakan itu diambil, kata dia, karena penularan penyakit itu cepat sekali, namun dengan ketelatenan ternak yang sakit bisa sembuh.

"Kami minta peternak tenang, tidak panik. Walaupun belum ada obatnya, penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya asal telaten," kata dia.

Ia juga sudah membuat kebijakan merekomendasikan agar pasar hewan ditutup. Proses penutupan akhirnya dilakukan 28 Mei hingga 10 Juni 2022, demi mencegah penyebaran penyakit tersebut.

Dia juga berharap para peternak tidak mendatangkan ternak dari luar Kota Kediri, terlebih lagi dari daerah yang diketahui ada kasus PMK. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut.

"Kalau bisa tidak melakukan transaksi jual beli mendatangkan ternak dari daerah lain. Itu sangat menular, jika sakit hampir dipastikan akan menular ternak yang lain," kata dia.

Baca juga: 51 hewan ternak suspek kuku mulut ditemukan di Gunung Kidul-DIY
Baca juga: Cegah kuku mulut, PMI Jember semprotkan disinfektan di pasar hewan

Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri dokter hewan Pujiono meminta peternak memperhatikan kesehatan hewan, demi mengantisipasi penyebaran virus tersebut. Beberapa di antaranya adalah memperhatikan makanan untuk ternak.

"Memperhatikan asupan makanan ternak sangat penting. Jangan lupa berikan multivitamin untuk menjaga daya tahan ternak seperti kunir, pepaya dan jamu tradisional lain," kata dia.

Pihaknya juga mengimbau peternak untuk sementara waktu menghindari kunjungan dari kandang ke kandang sebab rawan dalam penyebaran PMK.

Ia menjelaskan, jika peternak menemukan hewan ternak sakit dengan gejala mengarah ke PMK, tidak perlu panik, sebab penyakit ini bisa sembuh.

"Proses penyembuhannya bisa dengan diberikan antibiotik, penurun panas, dan pereda rasa nyeri. Selain itu, bisa juga diberikan jamu tradisional, air gula. Apabila tidak nafsu makan, bisa dengan cara diloloh," katanya.

Ia menegaskan, virus ini tidak menular ke manusia, tapi manusia berpotensi menyebarkan virus tersebut ke hewan ternak mengingat penyebarannya pun juga sangat cepat.

"Jika ada satu ternak dalam satu kandang terkena sudah bisa dipastikan satu kandang bisa terkena," katanya.

Baca juga: 2.816 hewan ternak berkuku belah di Jabar tertular PMK

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022