semi-batch merupakan metode paling baik dalam menghasilkan biogas
Depok (ANTARA) - Tim mahasiswa Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) angkatan 2018 menciptakan inovasi energi baru dan terbarukan berbasis sampah organik dari tanaman selada air (Pistia stratiotes).

Mahasiswa UI terdiri atas Ermita Rizki Umaya, Balqis Jihaan Nabila Budi, Margaretta Elsa Damayanti, Nalia Atalla Ramadhieni, dan Syahira Andini.

"Penelitian yang kami lakukan ini berupa review studi-studi terdahulu dan bertujuan untuk mendapatkan informasi yang cukup untuk aplikasi Pistia stratiotes dalam produksi biogas di skala besar," kata pembimbing mahasiswa UI Saifudin dalam keterangannya, Selasa.

Dosen dengan kepakaran botani tersebut menjelaskan, pembentukan biogas dengan P. stratiotes sebagai bahan dasar diawali dengan pre-treatment untuk menghilangkan pengotor.

Baca juga: KPI berdayakan masyarakat melalui pengelolaan sampah secara Petratonik

Baca juga: Tempat Pengolahan Sampah 3R PIK produksi 608 kilogram pupuk kompos


Di bawah bimbingan Saifudin tersebut tim menuangkan ide gagasan berjudul Utilization of Pistia stratiotes L. Biogas As Renewable Energy Source ke dalam sebuah paper ilmiah yang turut disajikan dalam bentuk poster dan video dengan konten visual yang menarik dan mudah dipahami publik.

Saifudin mengatakan bahwa pendekatan alternatif berupa energi terbarukan dapat menjadi solusi, salah satunya dengan menggunakan biogas dari biomassa tanaman, seperti Pistia stratiotes.

Kandungan hemiselulosa P. stratiotes berperan sebagai substrat dalam proses fermentasi, sehingga menghasilkan gas metana (CH4), yang diketahui merupakan komponen utama biogas.

Sejak 1980 hingga sekarang, menurutnya, penelitian terkait produksi biogas menggunakan P. stratiotes telah mengalami berbagai perkembangan terkait potensi serta metode produksinya, tetapi memiliki kesenjangan informasi (information gap) terkait metode manakah yang terbaik, serta pengaplikasiannya di lanskap masyarakat.

Selanjutnya, dilakukan proses anaerobic digestion yang merupakan serangkaian proses fermentasi. Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai variasi metode, yakni batch, continuous, photofermentation, separate hydrolysis and fermentation (SHF), dan semi-batch. Proses-proses tersebut akan menghasilkan produk utama biogas, yakni gas metana (CH4), karbon dioksida (CO2), dan produk sampingan lainnya.

"Di antara kelima metode tersebut, tim menyimpulkan bahwa semi-batch lah yang merupakan metode paling baik dalam menghasilkan biogas untuk aplikasi skala besar. Selain aplikatif, kami menilai metode semi-batch dapat memenuhi nilai keekonomian sehingga tidak membebankan masyarakat jika nanti gas yang diproduksi sudah siap didistribusikan," ujarnya.

Tim mahasiswa FMIPA UI kemudian membawa gagasan cemerlang ini dalam ajang internasional “Paper Competition MARS9” yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta. Inovasi tersebut mengantar tim ini melangkah ke babak final dengan keputusan pemenang yang telah ditentukan pada 20 Mei 2022 lalu. Dalam final diumumkan bahwa gagasan Tim FMIPA UI meraih penghargaan sebagai Best Poster.

Baca juga: NTB manfaatkan lalat hitam untuk kelola sampah

Baca juga: Maggot, solusi sampah organik Ibu Kota

 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022