Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi pendidikan Quipper melalui layanan unggulannya Quipper School Premium memberikan pelatihan untuk para guru di seluruh Indonesia pada tingkat pendidikan SMP melalui rangkaian “Pelatihan Implementasi Literasi dan Numerasi Dalam Pembelajaran Bersama Quipper School Premium”. 

Pelatihan yang dilaksanakan secara virtual ini terbagi atas 5 sesi mulai dari 8 April-10 Juni 2022 dengan menghadirkan narasumber sekaligus fasilitator dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

“Quipper School Premium bertekad agar guru-guru yang mengikuti pelatihan ini dapat menilai sendiri pemahaman mereka terkait literasi dan numerasi. Oleh karena itu, pelatihan guru tidak terbatas pada sesi daring bersama fasilitator. Quipper School Premium memberikan kesempatan lebih banyak kepada guru untuk belajar,” kata Riza Purnama, Quipper School Premium Manager dalam siaran pers dikutip Selasa.

Baca juga: Quipper buka program beasiswa di sejumlah kampus unggulan

Menurut Riza, teknologi juga dapat hadir sebagai solusi dalam melaksanakan pembelajaran yang melibatkan literasi dan numerasi.

“Kami berharap guru-guru yang mengikuti pelatihan ini dapat memiliki pemahaman literasi dan numerasi yang kuat dan dapat menggunakan teknologi dalam mengimplementasikan pengajarannya,” katanya.

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua siswa untuk mampu mengembangkan kapasitas diri. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yakni literasi membaca dan numerasi.

Menurut survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati urutan 10 terbawah atau peringkat ke 62 dari 70 negara dalam hal literasi membaca. Sementara itu, untuk peringkat matematika menurut survei PISA 2018, Indonesia berada pada peringkat ke- 72 dari 78 negara. Sebagai langkah memperbaiki nilai PISA Indonesia, Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim, pada tahun 2020 menyiapkan strategi, salah satunya melalui AKM yang akan digunakan untuk mengukur kinerja sekolah berdasarkan literasi dan numerasi siswa.

Sofie Dewayani, Ph.D. dan Dicky Susanto, Ed.D. selaku Konsultan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia sebagai salah satu fasilitator pelatihan mengatakan penerapan literasi dalam pembelajaran sebaiknya tidak selalu dengan memberikan soal-soal, namun dengan pendekatan, dan metode mengajar yang tepat.
​​
"Dalam praktiknya, melatih proses berpikir siswa dengan pendekatan dan pemilihan metode mengajar yang tepat merupakan hal yang utama untuk mewujudkan siswa yang literat," kata Sofie.

Di sisi lain, masih terdapat miskonsepsi numerasi yang diidentikkan hanya dengan kemampuan berhitung yang kaitannya dengan pelajaran matematika. Hal tersebut disampaikan Dicky Susanto, Ed.D. yang membawakan materi mengenai Implementasi Numerasi dalam Pembelajaran Berbasis Kurikulum Merdeka.

"Lebih luas lagi, numerasi merupakan kemampuan untuk bernalar dengan menggunakan konsep, prosedur, fakta, alat matematika, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga numerasi bukan hanya tanggung jawab guru mata pelajaran matematika dan tidak sekedar belajar berhitung," ujar Dicky.

Pelatihan Implementasi Literasi dan Numerasi Dalam Pembelajaran Bersama Quipper School Premium telah diikuti dari 134 sekolah di seluruh Indonesia. Pelatihan guru ini turut didukung oleh Canva, sebuah platform desain grafis.

Baca juga: Quipper gelar tryout UTBK Nasional gratis

Baca juga: Quipper jadi partner terverifikasi implementasi Kurikulum Merdeka

Baca juga: Penting kenali potensi diri untuk menentukan masa depan

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022