Jakarta (ANTARA) -
Pemerintah membagikan obat malaria Artesunate Injection ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam rangka memperingati Hari Malaria Sedunia.
 
"Obat ini bermanfaat dan dibutuhkan bagi penderita malaria. Saya berharap bantuan ini bisa menolong saudara-saudara kita di sini," kata anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) H.R. Agung Laksono di NTB, Selasa, seperti dikutip dalam siaran persnya.
 
Ia mengatakan bahwa rencananya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akan hadir di Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun, karena berhalangan, bantuan obat ini diserahkan melalui Wantimpres Agung Laksono.
 
Obat-obatan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu kepada Wantimpres, kemudian disalurkan melalui Kosgoro 1957.
 
"Obat Artesunate Injection yang dibutuhkan sebanyak 450 vial berasal dari pabrikan berstandar tertinggi, PQ WHO dari PT Fosun Pharma," ujarnya.
 
Agung menjelaskan bahwa Artesunate Injection adalah obat untuk kasus malaria berat. Dalam hal ini, importernya adalah PT Bhineka Usada Raya.

Ia mendapatkan stok ini dari PT Bhineka Usada Raya dan menyumbangkan kepada Kosgoro 1957.
 
"Kami mengorder sebanyak 1.000 boks obat malaria dosis anak kecil, khususnya obat malaria dosis anak ini baru mendapatkan izin edar di Indonesia," tuturnya.
 
Obat-obat yang disumbangkan Agung Laksono semuanya berstandar paling tinggi, PQ WHO. Untuk dosis anak kecil, akan tiba pada bulan Oktober 2022.
 
"Prevalensi malaria 89 persen ada di Papua, dan sebanyak 39 persen yang meninggal adalah anak kecil. Indonesia nomor dua tertinggi setelah India. Maka, obat untuk anak-anak ini sangat penting," tegasnya.
 
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 Dave Akbarshah Fikarno Laksono menyambut baik bantuan tersebut melalui Kosgoro 1957.
 
"Semoga obat-obatan ini bermanfaat dalam upaya menyembuhkan para penderita malaria berat di Indonesia," katanya.
 
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar ini berharap kasus malaria ringan maupun berat bisa ditangani dengan baik, terutama bagi para anak-anak yang menjadi korban.
 
"Harus ada penanganan cepat, apalagi kasus Malaria ini menyerang anak-anak Indonesia. Ini berbahaya sekali," ujarnya.

Baca juga: Asia Tenggara berkomitmen percepat pemberantasan malaria pada 2030

Baca juga: Mimika targetkan praeliminasi malaria pada 2026

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022