Kota Pekanbaru (ANTARA) - Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia mengemukakan pihaknya akan menggencarkan gerakan bersama antara Bidang Administrasi dan Bina Keluarga Remaja (KR) untuk meningkatkan data data terkait balita dan ibu hamil guna menekan angka kekerdilan (stunting) di daerah itu.

"Untuk memasukkan data tentang keluarga, ibu hamil dan balitanya, harus dijemput ke fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama guna memenuhi target semua pelayanan terdata dalam New SIGA," kata Mardalena Wati Yulia dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu.

Baca juga: BKKBN Riau perkuat 1.479 Tim Pendamping Keluarga turunkan stunting

Ia mengatakan New SIGA merupakan aplikasi laporan daring bagi para bidan, sebuah sistem informasi yang diterapkan BKKBN lebih kekinian dan akuntabel, yaitu aplikasi Sistem Informasi Keluarga (SIGA) dan kini diubah menjadi New SIGA.

New SIGA, katanya, akan menjadi data operasional bagi petugas KB dan pihak terkait dalam melakukan intervensi terhadap program BKKBN, khususnya program Bangga Kencana.

"Melalui New SIGA, BKKBN ingin membangun sistem data yang lebih baik secara real time (data seketika) di tahun depan dengan sinkronisasi data basis keluarga Provinsi Riau dengan sistem informasi kependudukan, sehingga upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di Riau bisa dilakukan dengan baik," katanya.

Sebelumnya Mardalena mengatakan melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-113 tahun 2022 di gedung pertemuan Desa Muara Basung, Pinggir, Bengkalis kegiatan ini bisa meningkatkan keberhasilan program Bangga Kencana.

Bersama TNI dan pemangku kepentingan lainnya, diharapkan bisa menjadi dedikasi terbaik dalam membangun negeri sekaligus mendorong upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di Riau yang masih tinggi, yakni 22,3 persen.

Ketua Tim pengawasan dan evaluasi (Wasev) TMMD ke-113 tahun 2022, Brigjen TNI Junaedi MAP mengapresiasi upaya penurunan prevalensi stunting yang ditindaklanjuti Pemerintah Provinsi bersama BKKBN Perwakilan Provinsi Riau dengan baik.

Baca juga: Prevalensi stunting di Rokan Hulu capai 25,8 persen

Baca juga: BKKBN dan BIN gelar program penurunan "stunting" di Kepulauan Riau


"Upaya yang dilakukan di Riau untuk mencapai target pemerintah telah ditindaklanjuti oleh Pemprov Riau dan kabupaten kota. Saya bangga ternyata di lapangan antusias masyarakat luar biasa," kata Junaedi.

Ia mengatakan adanya antusias masyarakat di lapangan, sekaligus menjadi satu kekuatan, dalam upaya mempercepat upaya penurunan prevalensi stunting sebagai bentuk kegiatan nonfisik yang tidak bisa diukur, tetapi bisa dirasakan.

"Target ini menjadi fokus kami, khususnya Satgas TMMD bersinergi dengan kegiatan KB, bagaimana menindaklanjuti kegiatan nonfisik ini supaya bisa dirasakan satuan kerja perangkat daerah dan masyarakat," katanya.

Pewarta: Frislidia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022