Jakarta (ANTARA) - Asisten Deputi Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK Nancy Dian Anggraeni mengatakan Forum Multi Sektor Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) yang dibentuk pemerintah pusat bertujuan  memperkuat komitmen multi sektor hingga jajaran pemerintah daerah.

“Kami harapkan nantinya pemerintah daerah mulai dari provinsi, desa, seluruh pemangku kepentingan, masyarakat, media massa dan mitra pembangunan lainnya berkenan lebih aktif dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan TBC secara terintegrasi dan terpadu,” kata Nancy dalam Webinar Sosialisasi Pembentukan Forum Multi Sektor Penanggulangan TBC yang diikuti di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Pakar: Penting bagi dunia untuk susun pendanaan bagi TBC

Nancy menuturkan forum itu merupakan sebuah forum multi sektor perpaduan antara tim percepatan penanggulangan TBC dan wadah kemitraan penanggulangan TBC. Forum akan dibentuk di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Forum yang dibentuk akan memadukan unsur pentaheliks dan disahkan dengan Peraturan Gubernur atau Peraturan Bupati maupun Peraturan Walikota guna menyusun rencana kerja yang sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC dan SPM dari Kementerian Dalam Negeri.

Baca juga: Stop TB: Tuberkulosis jadi ancaman bagi keamanan kesehatan global

“Pemerintah pusat berdasarkan Peraturan Presiden 67 sudah membentuk tim percepatan penurunan TBC ini sudah terdiri dari 19 kementerian lembaga dan juga sudah dibentuk wadah kemitraan yang beranggotakan 35 mitra multi sektor dari berbagai unsur yang mencakup konsep pentaheliks,” ujar dia.

Menurut Nancy, berbagai kegiatan dalam forum dapat diintegrasikan dengan program TBC, program untuk mengatasi kekerdilan pada anak (stunting) serta program pengentasan kemiskinan. Hal itu dapat dilakukan karena lokus ketiga masalah saling beririsan, sehingga determinan sosial dan kesehatan dapat diatasi secara bersama-sama.

Baca juga: Ahli: Perlu tindakan berani guna capai target eliminasi TBC 2030

Lewat forum tersebut pula, pemerintah dapat menyadarkan semua pihak bahwa TBC merupakan sebuah masalah bersama yang harus diselesaikan apabila negara mau menciptakan generasi bangsa yang unggul dan sehat di masa depan.

“Ini menjadi tantangan bagi kita semua. Jika kita tidak bersungguh-sungguh melakukan upaya pencegahan dan kemudian upaya penanggulangannya, maka target untuk mencapai generasi emas 2045 mungkin akan sulit untuk diwujudkan,” ucap Nancy.

Nancy menambahkan pemerintah sendiri telah menargetkan penurunan angka kejadian TBC menjadi 65 per 100.000 penduduk. Sementara target pada penurunan angka kematian TBC menjadi enam per 100.000 penduduk pada tahun 2030 mendatang.

Sayangnya, insiden TBC kini masih berada pada angka 112 per 100.000 penduduk. Artinya, hanya sekitar delapan tahun lagi bagi Indonesia untuk bisa mengeliminasi TBC.

Dengan demikian, dirinya berharap seluruh provinsi hingga kabupaten/kota dapat mengadopsi praktik baik dari forum itu karena peran bersama serta kolaborasi menjadi sangat penting dalam penanggulangan TBC di seluruh wilayah Tanah Air.

“Kami harapkan bisa menyusun Aksi Proteksi yang merupakan singkatan dari Program Terpadu Penanggulangan TBC ini bisa berjalan dengan baik dengan keterpaduan dengan sinergi yang melibatkan masyarakat pemangku kepentingan dan multi sektor lain dapat berperan aktif mempercepat penanggulangan TBC,” kata dia.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022