Jakarta (ANTARA) - PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) di bidang manufaktur elektrifikasi transportasi dan ekosistem telematika, menggandeng Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta membangun Pusat Penelitian dan Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik.

Kesepakatan ditandai dengan penandatanganan oleh Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas, Gilarsi W Setijono dan Ketua Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Teknologi Penyimpanan Energi Listrik UNS Agus Purwanto, di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (2/6/2022).

"Penandatanganan kerja sama ini dilakukan untuk mendukung pembangunan laboratorium penelitian dan pengembangan teknologi baterai dalam bidang transportasi secara jangka panjang dan berkelanjutan," kata Gilarsi dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Pembangunan laboratorium ini bertujuan untuk inovasi dalam pengembangan teknologi baterai kendaraan listrik dan menjadi pusat pengujian terhadap baterai listrik baik untuk memperkaya IPTEK dalam negeri ataupun kebutuhan komersial.

Dikatakan, sebagai komponen utama dari kendaraan listrik, teknologi baterai yang ada saat ini masih mengalami banyak keterbatasan, sehingga masih sangat terbuka untuk dipelajari dan dikembangkan. Berdasarkan pemikiran itu, rencana kerja sama strategis dengan UNS ini dilakukan.

Menurut Gilarsi, keterbatasan teknologi baterai saat ini terdapat di dua aspek, yakni aspek performa atau kinerja baterai, dan aspek harga bahan baku atau material baterai yang masih sangat mahal. Jika dua hal ini bisa diatasi, maka upaya pengembangan teknologi baterai akan lebih maju lagi.

Dalam melihat performa baterai, lanjut Gilarsi, ada dua hal yang krusial. Yakni kemampuan kecepatan baterai dalam menghantarkan energi, dan banyaknya energi yang dapat disimpan oleh baterai tersebut. Selain itu, baterai juga harus aman, tahan lama, cepat dalam pengisian daya, ramah lingkungan dan dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah.

Posisi Indonesia dalam rantai produksi baterai kendaraan listrik sangat strategis. Pasalnya, Indonesia saat ini tercatat sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar, yakni mencapai 52 persen dari total cadangan nikel dunia.

Belum lagi, nilai ekonomi nikel semakin tinggi akibat adanya perang antara Rusia dan Ukraina, yang memicu kekhawatiran akan menipisnya pasokan nikel karena gangguan produksi di Rusia. Situasi global ini, kata Gilarsi, sangat menguntungkan Indonesia.

Laboratorium penelitian ini nantinya terbuka dan memberikan peluang bagi siapa saja yang ingin bergabung, termasuk alumni dan mahasiswa UNS yang memiliki kompetensi di bidangnya.

Ketua PUI-PT Teknologi Penyimpanan Energi Listrik UNS Agus Purwanto, mengatakan kerja sama strategis antara UNS dan VKTR ini merupakan salah satu upaya untuk senantiasa membangun budaya inovasi di kampus UNS. Selanjutnya, UNS akan menyiapkan pembangunan innovation lab dan akan mengelolanya untuk kemajuan bersama.

"Kerja sama ini merupakan upaya yang terus menerus untuk membangun budaya inovasi di kampus UNS. Secara khusus, kerja sama dengan PT VKTR ini adalah langkah awal yang baik untuk menciptakan satu ekosistem yang saling mendukung untuk mengembangkan elektrifikasi transportasi di Indonesia secara jangka panjang dan berkelanjutan oleh perguruan tinggi dan industri," tutur Agus.

Baca juga: Grup Bakrie paparkan industri elektrifikasi transportasi ke Elon Musk
Baca juga: Bahlil: Tesla akan investasi ekosistem baterai dan mobil listrik
Baca juga: Kemenperin kembangkan teknologi "swap battery" kendaraan listrik

 

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022