Makassar (ANTARA) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Sulawesi Selatan menyatakan, dua jenazah korban KM Ladang Pertiwi 2 yang tenggelam di perairan Selat Makassar kembali ditemukan 30 nautical mile (MN) di sekitar Pulau Pamantauang, Kecamatan Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkep.

"Hari ini perkembangannya, kami temukan dua orang korban laki-laki dan perempuan yang sudah tidak dikenal lagi wajahnya," kata Kepala Basarnas Sulsel, Djunaidi di Posko Induk, Pelabuhan Paotere, Makassar, Kamis malam.

Baca juga: Polda Sulsel: Pemilik dan nakhoda KM Ladang Pertiwi jadi tersangka

"Dan sementara ini korban tersebut masih diidentifikasi dengan keluarga korban yang ada di Pulau Pemantauang," ujar Djunaidi menambahkan.

Dengan ditemukannya dua korban tersebut, kemudian kemarin satu orang teridentifikasi bernama Hj Hajrah (72), sehingga korban yang masih dinyatakan hilang sebanyak 16 orang, 31 orang dinyatakan selamat dari total jumlah penumpang kapal tersebut sebanyak 50 orang.

Baca juga: Nakhoda KM Ladang Pertiwi kisahkan kronologi tenggelamnya kapal

"Data untuk hari ini. Jadi yang masih dicari 16 orang lagi. Dan semoga malam ini bisa teridentifikasi di Pemantauang, jika tidak berarti korban tersebut akan dibawa ke Makassar," paparnya kepada wartawan.

Sedangkan lokasi ditemukan dua korban tersebut di sekitar Pulau Pamantauang, atau kurang lebih 30 NM dari pulau setempat.

Sebelumnya, KM Ladang Pertiwi 2 tenggelam pada Kamis (26/5) di Perairan Selat Makassar, dan baru dipastikan pada Jumat (27/5) oleh tim SAR. Awalnya, jumlah penumpang kapal kayu ini berjumlah 42 orang, dengan korban dinyatakan selamat 31 orang, dan 11 orang hilang.

Baca juga: Pengelola KM Ladang Pertiwi 2 tiba di Makassar jalani pemeriksaan

Kendati demikian, berdasarkan data terbaru yang diperbaharui Basarnas Sulsel, melalui data kepala desa setempat, jumlah penumpang bertambah menjadi 50 orang.

Di hari keenam operasi SAR, korban dinyatakan selamat 31 orang, meninggal dunia tiga orang, serta 16 orang masih dalam pencarian.

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022