Baghdad (ANTARA News) - Angkatan Bersenjata Irak memperingati hari ulang tahun ke-91 dengan melangsungkan parade besar-besaran pada Jumat, sepekan setelah pasukan Amerika Serikat ditarik seluruhnya dan satu hari pasca negara itu mendapatkan serangan terburuk dalam lima bulan.

Perayaan itu menampilkan 280.000 tentara muda hasil reformasi militer, pasca invasi yang dipimpin Amerika Serikat pada 2003 di negara itu.

Namun kondisi Irak masih menyisakan kebuntuan antara pemerintahan yang dipimpin golongan Syiah berhadapan dengan penduduk yang sebagian besar adalah Sunni. Gesekan kedua kelompok itu memicu ketegangan sektarian dan peringatan adanya politisasi atas militer.

Persenjataan berat ikut ambil bagian dalam parade tersebut yang dilangsungkan di kawasan Green Zone yang dijaga ketat di Baghdad. Padahal hingga Kamis (5/1) pihak berwenang maupun perwira militer belum mengkonfirmasi parade tersebut akan berlangsung.

Media yang meliput acara itu harus melalui lima pos pemeriksaan setelah mendapatkan akses ke Green Zone, tempat gedung parlemen dan Kedutaan Besar AS, sementara beberapa jalan yang menuju kawasan itu ditutup seluruhnya.

Di dalam Green Zone, bendera Irak dalam berbagai ukuran dikibarkan, ditambah dengan spanduk besar bertuliskan "Berdampingan untuk Membangun dan Mengamankan Irak".

Persenjataan yang ditunjukkan adalah beberapa tank M1A1 Abrams yang dibeli dari AS sebagai bagian dari program akusisi perlengkapan militer, termasuk di dalamnya pembelian helikopter dan pesawat.

Parade itu diadakankan sehari setelah bom yang menargetkan warga Syiah di Baghdad dan Irak sebelah selatan meledak, menewaskan 68 orang. Bom tersebut menciptakan keraguan mengenai klaim AS dan Irak bahwa tentara domestik dapat menjaga keamanan internal.

Meski sebenarnya para pejabat sudah mengetahui bahwa tentara Irak tidak dapat menjaga perbatasan darat, kawasan udara maupun perairan negara tersebut.

Tentara AS menghapus militer Irak setelah menggulingkan Saddam Hussein pada 2003. Selanjutnya AS mengadakan latihan militer bagi ratusan ribu pria Irak dan menciptakan ruang perekrutan yang efektif bagi para pemberontak.

Para pemberontak memang makin melemah dibanding pada periode 2006-2007, saat Irak mengalami perang sektarian, namun masih aktif hingga kini.

Terdapat 458 tentara Irak tewas akibat aksi kekerasan pada 2011 sementara 1.093 lainnya terluka, menurut data pemerintah.

Parade pada Jumat menandai Hari Angkatan Bersenjata pertama sejak penarikan tentara AS dari Irak pada 18 Desember, negara yang tadinya menempatkan 170.000 tentaranya di 505 pangkalan.

Perayaan itu terjadi saat Irak mengalami krisis politik, meski keadaan tampak menjadi lebih tenang karena beberapa pemimpin melembutkan sikap mereka beberapa hari terakhir.

Krisis dipicu oleh surat penahanan yang dikeluarkan untuk Wakil Presiden Tareq al-Hashemi, pengikut Sunni, karena dianggap merencanakan aksi pembunuhan.

Hashemi yang bersembunyi di wilayah otonom Kurdi sebelah utara membantah tuduhan tersebut. Ia dan partai Iraqiya memboikot kabinet dan tidak hadir saat parlemen dibuka kembali pada Selasa (3/1), (D017)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012