Melbourne (ANTARA) - Harga minyak relatif tidak berubah di sesi Asia pada Jumat pagi, mempertahankan kenaikan yang dibuat pada sesi sebelumnya di tengah keraguan bahwa produsen yang tergabung dalam OPEC+ dapat menaikkan produksi minyak mentah mereka cukup untuk menebus hilangnya pasokan dari Rusia.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik tipis satu sen, menjadi diperdagangkan di 116,88 dolar AS per barel pada pukul 01.12 GMT. Minyak minyak mentah berjangka Brent menguat 7 sen menjadi diperdagangkan di 117,68 dolar AS per barel.

Keputusan pada Kamis (2/6/2022) oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+, untuk meningkatkan produksi sebesar 648.000 barel per hari (bph) pada Juli dan Agustus, alih-alih sebesar 432.000 barel per hari seperti yang disepakati sebelumnya, dipandang tidak cukup untuk pasar yang ketat.

Peningkatan produksi dibagi secara proporsional di seluruh negara anggota, tetapi dengan Rusia termasuk dalam pakta dan anggota seperti Angola dan Nigeria sudah gagal memenuhi target yang ada, analis mengatakan peningkatan pasokan kemungkinan akan kurang dari volume yang diumumkan.

"Fakta bahwa Rusia tetap berada dalam grup menunjukkan bahwa produksi dari aliansi akan terus berjuang untuk memenuhi bahkan kenaikan kuota yang sedikit ini," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

Produksi Rusia telah turun satu juta barel per hari sejak invasinya ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus", dan kemungkinan akan turun lebih jauh ketika larangan Uni Eropa terhadap minyak Rusia dimulai, kata analis ANZ.

"Dengan kata lain, para pedagang berpikir peningkatan inkremental terlalu kecil dibandingkan dengan meningkatnya risiko pasokan turun dari embargo Uni Eropa di tengah perkiraan peningkatan permintaan dari China," kata Managing Partner SPI Asset Management, Stephen Innes.

Meskipun Brent berada di jalur untuk jatuh minggu ini, WTI berada di jalur untuk kenaikan mingguan 1,6 persen karena pasokan AS terlihat sangat ketat, mendorong pembicaraan tentang pembatasan ekspor bahan bakar atau pajak keuntungan tak terduga pada produsen minyak dan gas.

Data pemerintah pada Kamis (2/6/2022) menunjukkan stok minyak mentah AS turun jauh lebih dari yang diharapkan dalam seminggu hingga 27 Mei dan persediaan bensin turun, menentang ekspektasi untuk peningkatan.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022