Rumah warga itu rusak tidak hanya diterpa angin kencang, tetapi juga akibat tertimpa pohon yang tumbang diterjang angin badai.
Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan sebanyak 233 unit rumah warga di Provinsi Aceh mengalami kerusakan ringan hingga berat akibat diterpa angin kencang sejak beberapa hari terakhir.

Kepala Pelaksana BPBA Ilyas, Jumat, di Banda Aceh mengatakan rumah warga itu rusak tidak hanya diterpa angin kencang, tetapi juga akibat tertimpa pohon yang tumbang diterjang angin badai.

“Daerah-daerah di Aceh saat ini masih waspada dan lebih siaga dengan potensi angin kencang di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu seperti ini,” kata Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin).

Ia menjelaskan cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang mulai melanda Aceh sejak Sabtu (28/5). Hampir seluruh daerah di "Tanah Rencong" itu terdapat atap rumah yang beterbangan, pohon-pohon tumbang di jalan, dan bahkan menimpa rumah warga sehingga rusak.

BPBA mencatat dari 233 unit rumah yang rusak tersebut, di antaranya 64 unit rumah mengalami rusak berat, 41 unit rumah rusak sedang dan 128 unit rumah rusak ringan.

“Sedangkan total korban yang terdampak sebanyak 151 jiwa dalam 82 kepala keluarga yang tersebar di 12 kabupaten/kota di Aceh,” katanya.

Di Kota Langsa terdapat 17 unit rumah rusak berat, 11 unit rusak sedang dan 13 unit rusak ringan. Di Gayo Lues dua unit rumah rusak berat dan tiga unit rusak ringan, serta di Bener Meriah ada 10 unit rusak sedang dan 27 unit rusak ringan.

Selanjutnya, di Kota Sabang terdapat empat unit rumah rusak berat dan tiga unit rusak ringan, di Pidie Jaya tujuh unit rumah rusak ringan, satu unit rusak sedang, kemudian satu unit rusak sedang di Aceh Barat Daya, 14 unit rusak ringan di Aceh Timur dan satu unit di Aceh Barat yang rusak sedang.

Sementara di Kota Banda Aceh terdapat sembilan unit rumah rusak berat dan satu unit rusak sedang, bahkan salah satu yang rusak berat itu gedung Puskesmas Kuta Alam. Sedangkan di Aceh Tengah ada tiga unit rusak berat, dua unit rusak sedang dan satu unit rusak ringan.

Kemudian di Pidie sebanyak 38 unit rumah rusak ringan, serta di Aceh Besar ada 29 unit rumah rusak berat, 14 unit rusak sedang dan 22 unit rusak ringan.

“Tidak hanya rumah warga, di Kabupaten Aceh Besar juga terdapat empat unit dayah (pesantren) rusak berat dan satu unit gedung sekolah dasar yang rusak ringan,” kata Ilyas.

Sebelumnya, Koordinator Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad mengingatkan bawah potensi angin kencang masih terjadi di Aceh dalam tiga hari ke depan, meskipun kecepatan angin sudah sedikit rendah dibandingkan beberapa hari terakhir yang mencapai 100 km per jam.

Halnya seperti Kota Banda Aceh, Aceh Besar dan Kota Sabang, namun untuk kecepatan angin masih tetap perlu diwaspadai, terutama untuk Kota Sabang. Kalau di daratan kecepatan angin antara 10-30 kilometer per jam, kata Zakaria

Apalagi, kata dia, Aceh saat ini masih dalam musim angin barat, sehingga lazim dilanda cuaca buruk berupa angin kencang, sehingga warga perlu meningkatkan kewaspadaan.

“Untuk daerah Lhokseumawe, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Subulussalam, perlu waspada terhadap hujan sedang dan angin kencang juga," demikian Zakaria Ahmad.

Baca juga: BPBA: 167 unit rumah rusak diterpa angin selama cuaca buruk di Aceh

Baca juga: Korban puting beliung di Aceh Barat segera dibantu Pemerintah Aceh

Baca juga: BMKG prediksi cuaca ekstrem masih landa Aceh hingga tiga hari ke depan

Baca juga: 21 rumah rusak akibat puting beliung di Aceh

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022