Kediri (ANTARA) - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana meminta polisi ikut mengawasi jalur tikus, sebagai upaya pencegahan ternak dari luar daerah masuk ke Kabupaten Kediri, menyusul kasus penyebaran penyakit mulut dan kuku pada ternak yang semakin tinggi, kini mencapai ratusan ekor.

"Ada beberapa hal di lapangan. Karena kami melarang (ternak) daerah lain untuk masuk tetap terjadi. Kami kecolongan," kata Mas Bup, sapaan akrab Bupati Hanindhito di Kediri, Jawa Timur, Jumat.

Baca juga: Polres Batu awasi lalu lintas hewan ternak antisipasi PMK

Ia mengungkapkan, kasus penjualan ternak ke Kabupaten Kediri itu menggunakan modus. Truk pengangkut dari pelat luar daerah dan warga dengan KTP luar Kabupaten Kediri masuk. Untuk itu, diharapkan polisi ikut serta mengawasi jalur tikus, demi mencegah penyebaran PMK.

"Dia parkir truk. Sapi dipindah ke truk lain yang pelat AG (Kediri) dan KTP orangnya Kabupaten Kediri. Jadi, kami anggap itu sapi dari daerah sendiri, padahal dari kabupaten lain. Ini yang perlu dipahami bersama, untuk jalur tikus diawasi betul," kata dia.

Baca juga: HKTI sarankan pembentukan satgas wabah PMK hewan ternak

Ia juga mengatakan, PMK di Kabupaten Kediri kasusnya cukup banyak. Dari laporan, terdapat kurang lebih 227 ekor ternak yang terkena penyakit mulut dan kuku, bahkan kemungkinan sudah bertambah.

Demi mencegah penyebaran PMK, pihaknya sudah melakukan penutupan lokasi pasar hewan selama dua pekan. Nantinya, akan dievaluasi. Jika kasusnya tetap tinggi, ada kemungkinan pasar hewan ditutup kembali.

Baca juga: PMK sudah masuk Sukabumi peternak diimbau waspada

Penutupan ini, kata dia, sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran penyakit mulut dan kuku di Kabupaten Kediri. Terlebih lagi, saat ini sudah menjelang Hari Raya Idul Adha 2022, sehingga diharapkan saat Idul Adha nanti, kasus ternak PMK bisa lebih ditekan.

"Makanya kami tutup pasar hewan supaya tidak ada trafik penjualan sapi di Kabupaten Kediri. Karena kami juga harus bersiap menghadapi Idul Adha. Sekarang ini awal Juni, jadi punya waktu satu bulan untuk mengevaluasi dan perbaikan penyebaran PMK," kata dia.

Baca juga: KUD Argopuro Probolinggo lockdown akibat ratusan ternak terkena PMK

Pihaknya juga sudah berencana untuk melibatkan penaksir harga jika kasus PMK di Kabupaten Kediri masih tetap tinggi. Nantinya, penaksir harga akan didatangkan ke kandang bagi ternak yang hendak dijual.

"Ini ada beberapa yang kami pikirkan. Jika suspek masih tinggi ada kemungkinan para penaksir harga kami datangkan ke kandang," kata Bupati Kediri. (*)

Baca juga: Jumlah ternak suspek PMK di Kediri bertambah jadi 10 ekor
Baca juga: Tujuh ternak di Kota Kediri suspek PMK

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022