Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Henky Manurung menyatakan industri hotel akan mengalami pergeseran rantai pasok.

Hal ini disampaikan saat pihaknya melakukan pertemuan dengan sejumlah manajemen rantai pasok hotel, yakni Archipelago International, Intercontinental Hotel Group, Swiss-Belhotel, Tauzia Management, dan Sahid Group.

"Akan ada pergeseran dalam pemenuhan kebutuhan hotel. Kebutuhan hotel yang awalnya dipenuhi oleh perusahaan atau agen, nantinya akan dipenuhi langsung oleh para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)," ungkapnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Menparekraf: Pendekatan teknologi bantu industri pariwisata bangkit

Beberapa rencana kolaborasi yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain pemenuhan kebutuhan hotel UMKM, menyediakan pojok UMKM, layanan pemasaran produk UMKM dalam saluran TV hotel, serta menyediakan QR code paket wisata di pusat kota (city tour) untuk pemberdayaan masyarakat sekitar.

“UMKM adalah tulang punggung ekonomi. Bahkan ketika pandemi COVID-19 menyerang, UMKM adalah sektor yang mampu bertahan dan bangkit”, kata dia.

Director of Sales Marketing and Business Development Sahid Internasional Hotel, Vivi Herlambang, mendukung inisiasi kolaborasi antara UMKM dengan hotel.

Dia mengharapkan UMKM dapat memberikan kualitas produk sesuai standar hotel dengan harga yang tak memberatkan operasional hotel.
Baca juga: Kemenperin fasilitasi IKM bermitra dengan perhotelan

Pada kesempatan tersebut, CEO Surplus Agung Saputra memperkenalkan aplikasi Surplus yang bertujuan meminimalisir limbah makanan

"Hotel dapat menjual makanan overstock melalui aplikasi Surplus, sehingga makanan yang berpotensi menjadi limbah justru masih bisa dimanfaatkan secara ekonomis," ucap dia.

Begitu pula dengan Pemilik Purunea, Hartati, yang mempromosikan sedotan alami ramah lingkungan dari rumput purun.

Kata dia, sedotan ini aman untuk digunakan karena tidak mengandung bahan kimia. "Sedotan purun ini tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya untuk tubuh. Selain itu, sedotan purun juga telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia", ujar Hartati secara virtual.

Baca juga: Pelaku industri hotel sambut imlek dengan destinasi wisata kuliner

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022