Jakarta (ANTARA) - Perusahaan asuransi jiwa berbasis digital, PT FWD Insurance Indonesia (FWD Insurance), meluncurkan asuransi penyakit kritis FWD Critical First Protection yang menawarkan perlindungan optimal untuk berbagai kondisi kritis secara menyeluruh, tanpa batasan jumlah maupun jenis penyakit kritis.

FWD Critical First Protection tak hanya memberikan perlindungan yang mudah dipahami dan diklaim, tapi juga kesempatan untuk pengembalian premi di akhir masa asuransi.

Direktur, Chief of Operations, Product Proposition & Syariah FWD Indonesia, Ade Bungsu mengatakan, "Kami ingin memperkenalkan produk asuransi murni generasi baru yang memberikan perlindungan secara total tanpa dibatasi jumlah maupun jenis penyakit kritis, baik penyakit yang sering terjadi seperti kanker, stroke, dan serangan jantung atau yang langka/belum diketahui."

Baca juga: Berikan perlindungan optimal, ini tips jitu memilih asuransi kesehatan terbaik untuk pemula

"Melalui FWD Critical First Protection, kami hadirkan solusi proteksi yang tidak hanya mudah dipahami, tetapi juga mudah diklaim dan mencakup berbagai kondisi kritis baik yang disebabkan oleh penyakit maupun kecelakaan. Produk ini juga bisa dimiliki siapapun dengan premi yang sangat terjangkau mulai dari Rp300 ribuan," kata Ade Bungsu dalam siaran pers, Sabtu.

Ia kemudian menjelaskan empat kelebihan FWD Critical First Protection, pertama, memberikan manfaat sejak penyakit kritis stadium awal dan dapat diklaim hingga 200 persen dari uang pertanggungan, termasuk apabila terjadi risiko meninggal dunia.

Kedua, membayarkan klaim berdasarkan kondisi kritis akibat dari penyakit yang dialami maupun kecelakaan, tidak berdasarkan jenis penyakitnya.

Ketiga, membebaskan pembayaran premi setelah dibayarkan 50 persen dari uang pertanggungan diberikan dan keempat, kesempatan mendapatkan pengembalian premi 100 persen di akhir masa asuransi jika tidak pernah terjadi klaim.

Baca juga: Memberikan banyak manfaat, ini cara memilih asuransi kesehatan yang bagus

Baca juga: Perlukah memiliki asuransi untuk penyakit kritis?

Baca juga: Survei: Pandemi ciptakan risiko kesehatan yang lebih kompleks

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022