Jakarta (ANTARA) - Elon Musk dikabarkan akan memecat 10 persen staf pekerja di Tesla.

Hal tersebut dikarenakan Musk "memiliki perasaan yang sangat buruk" tentang ekonomi perusahaan. Sehingga dia pun memutuskan akan memecat pegawai Tesla sebesar 10 persen, demikian laporan dari Reuters, Sabtu.

Baca juga: Tesla tidak akan bangun pabrik di India kecuali bisa impor lebih dulu

Saham Tesla diketahui turun 9 persen di perdagangan Amerika Serikat, sementara Nasdaq yang berbasis teknologi turun sebesar 2 persen.

"Tesla akan mengurangi 10 persen jumlah pegawai yang digaji tetap, karena telah menjadi kelebihan staf di banyak bidang. Tapi, jumlah pegawai yang dibayar per jam akan meningkat," tulis Musk dalam email yang dia kirimkan kepada para karyawannya.

"Perhatikan, ini tidak berlaku untuk siapa pun yang benar-benar membuat mobil, paket baterai, atau memasang solar," tambahnya.

Musk juga diketahui telah memperingatkan dalam beberapa pekan terakhir tentang risiko resesi, tetapi emailnya yang memerintahkan pembekuan perekrutan dan pemotongan staf merupakan pesan paling langsung darinya.

Baca juga: Baik buruk akuisisi Twitter oleh Elon Musk

"Elon Musk memiliki wawasan informasi yang unik tentang ekonomi global. Kami percaya bahwa pesan darinya akan membawa kredibilitas tinggi," kata Adam Jonas selaku analis Morgan Stanley.

Sebelum peringatan tersebut dikirim oleh Musk, Tesla diketahui memiliki sekitar 5.000 lowongan pekerjaan di LinkedIn, termasuk jadwal acara perekrutan online untuk Shanghai pada 9 Juni di saluran WeChat-nya.

Kendati demikian, permintaan Musk untuk staf kembali ke kantor telah ditolak oleh Jerman. Selain itu, rencana untuk memotong karyawan juga akan mendapat penolakan di Belanda.

"Anda tidak bisa begitu saja memecat pekerja Belanda," kata juru bicara serikat pekerja FNV Hans Walthie.

Pada Selasa lalu, Musk juga telah menyebarkan email yang mengharuskan karyawannya berada dikantor minimal 40 jam per minggu. Jika tidak muncul, maka Musk mengatakan bahwa pihaknya akan menganggap karyawan tersebut mengundurkan diri.

Menurut Jason Stamel, pendiri agensi bakat teknologi Cadre, email tersebut bisa menjadi cara untuk membuat karyawan pergi. Dia berpendapat bahwa Musk sudah tahu bahwa ada persentase pekerja yang tidak akan kembali.


Baca juga: Luhut tawarkan kawasan industri hijau Kaltara ke Elon Musk

Baca juga: Elon Musk digugat investor twitter akibat dugaan manipulasi saham

Baca juga: Sampai kapan Elon Musk jadi bos Tesla?
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022