Pekanbaru, (ANTARA news) - Seekor harimau sumatera dikhawatirkan ikut mati akibat memakan bangkai satu dari enam gajah yang mati diracun di sekitar jalan koridor bekas HPH Good Win di perbatasan Kab.Rokan Hulu (Riau) dengan Kab.Tapanuli Selatan (Sumut) yang kini dikonversi PT Mazuma Alam Indah menjadi perkebunan sawit. Anggota tim otopsi, dokter hewan Christoper Stremune DUM berkebangsaan Jerman dari Yayasan Gajah Sumatera di Pekanbaru, Sabtu (4/3) mengatakan, pihaknya mengkhawatirkan bakal ada harimau yang mati karena memakan bangkai anak gajah beracun. Menurut dia, jika kekhawatiran ini terbukti, bangkai harimau yang beratnya diperkirakan mencapai 110 kg terlihat dari bekas telapak besar dan berlubang dalam tersebut, tidak bakal ditemukan karena sesuai sifat alaminya, sebelum mati harimau selalu menghilang ke hutan yang belum dijamah manusia. Sebelumnya, masyarakat setempat menemukan bayi gajah tersebut mati dengan posisi seperti menyusu ke induknya. Beberapa waktu kemudian, bayi gajah itu ternyata sudah 100 meter ke arah jurang berupa hutan register dengan daging kaki dan pundak terkoyak hebat. Namun demikian, Christoper yang berencana membawa sampel organ gajah berupa usus, lambung, hati dan kotoran gajah ke Balai Penyidikan Penyakit veteriner Medan itu, belum bisa memastikan jenis racun yang digunakan masyarakat untuk membunuh kawanan gajah itu. Sedangkan drh Rini Deswita dari BKSDA Riau bakal membawa hasil otopsi gajah tersebut ke Balai Penelitian Veteriner Bogor. Lokasi gajah mati di dekat hutan lindung Mahato ini terlihat ironis karena hutan lindung Mahato ini sudah bukan merupakan hutan lagi karena sejauh mata memandang yang terlihat di hutan gundul ini hanya semak belukar dan alang-alang serta tidak ada tegakan pohon sama sekali. Kasus kematian gajah akibat konflik dengan manusia di Provinsi Riau maupun Sumatera Utara cukup banyak sejak sepuluh tahun terakhir. Setahun lalu, sekelompok pemburu gajah dari Bengkulu membunuh sedikitnya tiga ekor gajah. Terlihat dari temuan enam batang gading oleh pihak kepolisian yang sempat baku tembak dengan pemburu. Dua polisi terluka dan empat pemburu tewas tertembus timah panas petugas.(*)

Copyright © ANTARA 2006